Posko Duhai Quran Temani Pengungsi Merapi

"Matur nuwun sanget nggih, sampun diparingi mukena kalian jilbab," ucap Ny Rejo kepada relawati Posko Duhai Qur’an PPPA Daqu Jogja yang memberinya mukena dan jilbab baru. Pengungsi paruh baya di Maguwoharjo asal Desa Jambu, Umbulharjo, Sleman, itu bergegas untuk shalat dhuhur dengan mukena baru.

Hilir mudik, pengungsi semacam Ny Rejo mendatangi Posko Duhai Qur’an di sudut Barat stadion Maguwoharjo yang kini dipadati sekitar 35 ribu pengungsi. Ada yang minta perlengkapan shalat, busana muslimah, juga banyak anak yang bermain sambil belajar bersama kakak relawati. "Aku betah dolan neng kene (saya betah bermain di sini)," ucap Yatno, anak pengungsi asal Kinahrejo, Sleman. Pengungsi lain menumpang shalat di posko yang juga dijadikan mushola umum itu.

Alhamdulillah, berbagai pihak juga menitipkan bantuan lewat Posko Duhai Qur’an. Ada yang lewat PPPA Daqu Pusat maupun Cabang Semarang dan Jogja. Banyak juga yang datang langsung ke posko di Maguwoharjo.

Menurut Manager Area PPPA Daqu Perwakilan Jogja, Nanang, Posko Duhai Qur’an Maguwoharjo dibuka sejak Sabtu, 6 November lalu. Posko yang dipimpin Tri Widyoasmoro ini fokus melayani spiritual healing terutama bagi anak-anak pengungsi. "Namun posko kami juga menyalurkan bantuan berupa perlengkapan shalat dan busana," imbuh Tri.

Kegiatan Posko Duhai Qur’an antara lain Majelis Dhuha, pengajian anak, cerita-ceria, dan shalat jamaah. "Kalau shalat jamaah tempat ini tidak mencukupi," ujar Tri senang karena pengungsi tak ‘melupakan’ Allah SWT.

Melalui Posko Duhai Qur’an pula disosialisasikan Program Beasiswa 1000 Anak Pengungsi Merapi. "Anak-anak penerima beasiswa itu akan ditempatkan dan dididik di Rumah Tahfidz di wilayah Jogjakarta," terang Nanang. (ah)