PCINU Yaman Sukses Helat Konfercab Perdana

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yaman sukses menghelat Konferensi Cabang (Konfercab) Istimewa I. Acara yang digelar di Auditorium Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut, pada Kamis (11/10) tersebut mengangkat tema “Memperkokoh Pribadi Aswaja di Tengah Tantangan Global”. Acara yang berlangsung sejak pukul 18.30 waktu Yaman tersebut dihadiri oleh sekitar 70 warga Nadhliyyin yang menjadi delegasi dari tiga wilayah : Hadhramaut, Hudaidah, dan Zabid. Ini adalah Konfercab Istimewa yang pertama sejak PCINU Yaman didirikan pada 19 Desember 2009.

Dalam acara yang dibuka oleh perwakilan KBRI Sana’a, Bpk. Achmad Zainal Huda tersebut, dibahas beberapa agenda penting, antara lain sidang laporan pertanggungjawaban pengurus masa khidmah 2009–2012, sidang pembahasan program kerja, rumusan organisasi, dan pemilihan Rais Syuriah dan Ketua Umum Tanfidziyah yang baru. Diantara revisi yang diputuskan dalam sidang, adalah perubahan masa khidmah dari tiga tahun menjadi dua tahun. Sebelum Konfercab dimulai, diadakan tahlil bersama memperingati 1000 hari kewafatan Gus Dur.

Hamzah Iklil, mahasiswa Fakultas Syariah tingkat empat Universitas Al-Ahgaff asal Rembang, terpilih menjadi Rais Tanfidziyyah yang baru menggantikan Muhammad A’lam Hakim. Sedangkan posisi Rais Syuriah, kini dinahkodai oleh Muhammad Zuhair, pelajar senior Ribath Tarim, setelah sebelumnya diisi oleh Ust. Ahmad Badrut Tamam, B.Sc yang hari itu tidak bisa hadir karena sudah pulang ke tanah air.

Dalam sambutan serah terima jabatannya, A’lam Hakim berharap besar agar pengurus baru yang terpilih bisa melanjutkan estafet perjuangan Nadhlatul Ulama’ di Yaman. Bahkan, lanjut A’lam, eksistensi PCINU Yaman harus lebih dirasakan oleh warga Nadhliyyin khususnya, dan Bangsa Indonesia pada umumnya.

Hal ini, imbuh A’lam, salah satunya bisa diwujudkan melalui sikap pro-aktif PCINU dalam menanggapi permasalahan–permasalahan krusial yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia akhir–akhir ini. Ia lantas menyebutkan beberapa problem sosial keagamaan yang kini sedang semarak di tanah air; seperti radikalisasi pemikiran, upaya pelemahan KPK yang dilakukan beberapa oknum pemerintah, serta upaya Islamisasi pemimpin non-Muslim secara paksa oleh salah satu kelompok Islam yang dinilai bertentangan dengan nilai Aswaja.

“PCINU Yaman harus lantang menyuarakan paham Islam Ahlusunnah wal Jamaah ke seluruh elemen masyarakat!” tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa sudah saatnya PCINU Yaman memperluas jaringan dalam upaya melaksanakan kiprahnya di dunia Internasional. Meski masih berusia sangat muda, ia sangat optimis bahwa PCINU Yaman akan mampu terbang lebih tinggi.

Sedangkan Bapak Achmad Zainal Huda, dalam sambutannya mewakili KBRI Sana’a, lebih menghimbau agar PCINU Yaman memainkan perannya dalam meneguhkan identitas ke-Indonesiaan. Para pengurus PCINU, imbuh Pak Huda, harus senantiasa merefleksikan perjuangan para pendiri NU yang telah berandil besar dalam memerdekakan Republik Indonesia. ”Saya berharap dari PCINU Yaman akan terlahir figur-figur nasionalis-agamis yang baru,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Yaman adalah salah satu negara yang menjadi tujuan para pelajar Indonesia menuntut ilmu di Timur Tengah. Bahkan jumlah mahasiswa Indonesia di Yaman terbanyak kedua setelah Mesir. Selain itu juga ada ribuan santri tanah air yang tersebar di puluhan ribath dan ma’ahid. Dari keseluruhan pelajar Indonesia yang berada di Yaman, 80 % lebih merupakan para santri jebolan pesantren NU. Dengan demikian, Konfercab Istimewa perdana PCINU Yaman ini diharapkan mampu menghidupkan kembali semangat kabangkitan Ulama’ di negeri seribu wali tersebut.

* Dzul Fahmi

Mahasiswa Fakultas Syariah Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut.