Kisruh Transportasi Haji, DPR Bentuk TPF

Nyata-nyata biaya haji sudah sedemikian melambung tinggi, tapi manajemen haji dari Departemen Agama tak berbanding lurus dengan dana yang menggelembung tersebut. Salah satunya adalah morat-marit transportasi jamaah haji untuk menjangkau Mekkah al-Mukarramah.

Masjidil Aqsha di Festival Masjid Nasional & Asia Tenggara IV

Tujuan dibukanya Stand Masjidil Aqsha adalah untuk memberikan pemahaman kepada para pengunjung dari seluruh Indonesia dan Asia Tenggara bahwa yang harus kita banggakan bukan hanya Masjid bersejarah yang ada di Indonesia dan Asia Tenggara saja, tetapi lebih dari itu, Umat Islam juga mempunyai Masjid yang lebih layak dibanggakan dan tak boleh dilupakan, yaitu Masjid besar bersejarah yang terukir dengan tinta emas, yaitu Masjidil Aqsha, kiblat pertama umat Islam dan tempat Mi’raj Nabi Muhammad Saw.

Long March Solidaritas Bebaskan Al-Aqsha Palestina

Longmarch sejauh 4 km mulai dari halaman Masjid Al-Furqon Lungsir menuju halaman Kantor Gubernur Lampung mengutuk kebiadaban Israel atas warga Palestina tersebut telah berlangsung puluhan tahun tanpa ada penyelesaian dari pihak manapun, termasuk dari pihak PBB maupun OKI. Bahkan kekejaman Zionis Israel, pelanggaran HAM, pemusnahan umat Islam Palestina tak berdosa berlangsung setiap saat.

Film Emak Ingin Naik Haji Diluncurkan

Film Emak Ingin Naik Haji (Eminaji) resmi diluncurkan hari ini, Kamis (5/11/09) di XXI FX, Senayan, dan akan dapat disiarkan secara serentak pada 12 November 2009. Film produksi Mizan Productions dan Smaradhana Pro ini ‘menjual’ kisah moral yang menyentuh dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan dibintangi oleh Reza Rahadian (pemeran Syamsudin dalam Perempuan Berkalung Sorban), Mak Aty Kansers, Henidar Amroe, Didi Petet, Niniek L. Karim dan sederet artis lainnya, film bertema haji ini layak ditonton seluruh keluarga.

Ikatan Dokter Mesir Siap Kucurkan Bantuan bagi Mahasiswa Korban Gempa

Sejak pertama kali dibentuk 2 Oktober lalu, Tim Peduli Gempa Sumbar-Mesir sudah mendata mahasiswa Indonesia yang keluarganya menjadi korban gempa Sumbar. Awalnya, Tim hanya mendapatkan 10 nama, namun seiring berjalannya waktu, jumlah mereka semakin banyak. Hal itu disebabkan oleh, adanya gangguan jaringan komunikasi dengan keluarga di Indonesia sehingga sukar untuk mengadakan komunikasi langsung.