Syurthor Rasyidah Siregar, Pengurus DPD Hizbut Tahrir Indonesia, menyatakan bahwa persoalan utama yang kita hadapi sekarang adalah karena tidak ditegakkannya hukum Allah.
Dalam Tabligh Akbar yang digagas oleh DPD 1 HTI DKI Jakarta tersebut, Muslimah HTI mengajak para muballighoh dari lima wilayah di Jakarta untuk hadir. Syurthor juga kembali mengajak kaum muslimin untuk kembali kepada syariah sebagai solusi persoalan umat.
“Saya berharap, ke depannya, para muballighoh sebagai pembina yang berada di tengah-tengah umat secara langsung, sama-sama memiliki langkah dan cita-cita bersama, yaitu menegakkan syariah Islam yang kaaffah dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah,” ujar pengurus Muslimah HTI yang dikenal sebagai Bu Syidah ini.
Rasyidah juga menegaskan bahwa HTI juga merangkul para ustadzah, ekonom, dokter, dan kaum intelektual. Namun, lanjutnya, menegakkan khilafah bukan tugas sebagian orang, tapi tugas seluruh kaum muslimin. “Menegakkan khilafah itu bukan tugasnya siapa-siapa tapi tugas kaum muslimin secara keseluruhan, apapun jabatannya, apapun titelnya,” ungkapnya.
Tabligh Akbar yang diselenggarakan tersebut diadakan dalam rangka Muharram. Tak heran jika tema yang diusung adalah Refleksi Muharram: Rapatkan Barisan, Kokohkan Ukhuwah, Songsong Khilafah. Dalam kegiatan itu, hadir pula Irena Handono sebagai salah satu orator yang kembali mengingatkan bahwa generasi muda muslim kini sedang dirongrong oleh perang pemikiran yang sangat dahsyat.
Irena memaparkan bagaimana Pompeii, kota di Yunani yang dihancurluluhkan oleh Allah swt berabad lalu adalah satu bukti bahwa Allah swt dengan mudah membinasakan sebuah daerah yang penduduknya banyak bermaksiat.
Kota Pompeii adalah tempat yang dikenal sebagai ‘pusat seks bebas’ di mana gambar dan simbol porno mudah ditemukan di sudut-sudut kota. Oleh karena itu, menurut Irena, satu-satunya cara agar terhindar dari azab Allah swt adalah dengan menerapkan hukum Islam. “Keadilan dan kemakmuran akan ada kalau kita memakai hukum Islam,” ujar Irena.
Hadir pula dalam kegiatan ini yaitu Tuty Alawiyah (Rektor UIA dan Ketua BKMT Jakarta), Isnawati Rais (Dosen Fak. Syariah UIN), Sugesti Soepodo (Persistri), Ummu Nisa (Faaliyah MHTI DPD Jakarta), dan Isma Kholil (Pengurus DPP HTI).
Muslimah HTI dalam tabligh akbar ini juga mengelaborasi sistem liberal yang telah merasuk ke berbagai sendi kehidupan umat, antara lain: pendidikan, keluarga, pergaulan remaja, dan juga sistem ekonomi dan pemerintahan. Sebagai penutup, para muballighoh yang berjumlah sekitar seribuan tersebut mengucapkan janji untuk bersama-sama menegakkan syariah Islam. (Ind)