(Laporan: Peserta Muktamar, Harman Tajang, Lc Ketua BP2TQ Wahdah Islamiyah, Alumni Universitas Internasional Khourtoum Sudan)
Puncak musim dingin berkisar antara 2-6 derajat celcius, di sebuah hotel megah yang dibangun diatas pesisir pantai “MARMARA”, di Kota Tua nan indah dan bersejarah Istanbul Turki telah menjadi saksi akan kehadiran para ulama dan duat utusan dari 35 negara, baik yang ada di timur tengah, eropa maupun dari Asia.
Mereka berkumpul dalam sebuah muktamar yang diadakan oleh “RABIThAH ULAMA MUSLIMIN” (Ikatan Ulama Muslimin) / Muslim Scholars Association, dengan thema Muktamar “Ulama dan Kebangkitan Ummat”. berlangsung dari tanggal 27-28 Rabi’ul awwal 1432 H. bertepatan dengan 2-3 Maret 2011 M.
Nampak diantara yang hadir sekaligus memberikan kata pengantar pada acara pembukaan Syekh Al-Amin al-Haj hafidzahullah, dan beliau adalah merupakan salah seorang ulama yang berasal dari Sudan yang menjadi Ketua pada Rabithah tersebut, juga Nampak hadir Syekh Abdul Aziz bin Abdul Muhsin At-Turky Hafidzahullah yang menjabat sebagai penanggung Jawab Rabithah, begitu pula para masyayekh kibar lainnya seperti Syekh Muhammad Sidia dari Moritania, Syekh DR. Muhammad Yusri dari Mesir, DR. ‘Adnan Umamah, Syekh Muhammad Abdul Karim, Syekh DR. Mahran Mahir, Syekh DR. Alauddin Az-Zaky, DR. Nashir Al-Hunainy, DR. Ahmad Farid dari Mesir, DR. Said Abdul ‘Adzim, DR. Ali As-Salus, Syekh ‘Aqil Al-Maqtary dari Yaman, Syekh Abdullah Al-Ahdal, Syekh Abdul Majid Ar-Rimy, DR. Muhammad Al ‘Abdah dari Siria, DR. Abdullah bin Hamud At-Tuwaijri dari Saudi, Syekh DR. Sulaiman Al-‘Asyqar dari Yordania, DR. Hikmat Al-Hariry dan masih banyak lagi.
Para tokoh dan ulama yang berkumpul untuk membicarakan masalah-masalah ummat yang merebak akhir-akhir ini seperti masalah yang terjadi di timur tengah yang membutuhkan pencerahan dari para ahlul ilmi untuk memberikan solusi serta arahan pada pergolakan yang terjadi di mana-mana.
Muktamar juga kembali mengingatkan akan pentingnya peranan para ulama rabbani yang dijadikan sebagai rujukan pada setiap masalah, dan dibutuhkannya kerjasama yang kuat untuk menjadi penyatu kaum muslimin yang dimulai dengan persatuan para ulama yang berada di atas manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, muktamar juga mengangkat masalah-masalah yang terjadi di seluruh dunia terutama di Negara-negara Islam, baik yang di eropa yang merupakan minoritas seperti Brazil dan yang lainnya, atau di asia yang Mayoritas seperti Indonesia.
Dalam penyampaian kami tentang kondisi perkembangan Islam serta tantangan dakwah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, kami menyampaikan dua hal yang menjadi masalah yang paling besar di Indonesia disamping masalah-masalah yang lain yaitu Masalah Kritenisasi yang pergerakannya semakin kuat, dan munculnya berbagai macam pemikiran dan madzhab yang membahayakan aqidah kaum muslimin seperti Syi’ah dan Ahmadiyah.
Hari kedua Muktamar Rabithah semakin hangat dengan kehadiran para masyayekh kibar lainnya yang belum sempat hadir pada hari pertama, Acara diawali kembali dengan pemaparan para masyayekh tentang keadaan Negara-negara Islam khususnya di timur tengah yang dilanda kemelut serta fitnah revolusi dan keangkuhan para penguasa yang Dzolim.
Pada sesi yang pertama para ulama dari Mesir mewakili Negara Mesir yang dimulai dari pemaparan Syekh DR. Ahmad Farid hafidzahullah yang mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah yang berkaitan dengan kekuasaan Allah Azza wa Jalla yang maha Adil terhadap hamba-HambaNya, dan mengingatkan bahwa kekuasaan yang mutlak hanyalah milik Allah, adapun apa yang dimiliki manusia hanyalah merupakan titipan dari yang maha Kuasa, yang suatu saat akan pergi meninggalkannya atau ia yang akan meninggalkannya, betapa pun pongah dan rakusnya seseorang terhadap kekuasaan maka kekuasaan itu pulalah yang akan membinasakannya.
Kemudian pemaparan yang kedua masih tentang Mesir diantarkan oleh Syekh. DR. Muhammad Yusri Hafidzahullah setelah itu diikuti dengan masukan pendapat dari para yang hadir.
Kesempatan kedua membahas masalah yang terjadi di Yaman, dan masing-masing dibawakan oleh para ulama dari Yaman, diantaranya : Syekh DR. ‘Aqil Al-Maqtary hafidzahullah, Syekh DR. Abdullah Al-Ahdal, dan Syekh Abdul Majid Ar-Raymy hafidzahumullah.
Kesempatan ketiga membahas masalah-masalah ummat di Sudan yang masing-masing diantarkan oleh : Syekh DR. Sulaiman Abu Naro hafidzahullah, Syekh Muhammad Abdul Karim al-Hafidz, Syekh Prof. DR Alaudiin Az-Zaky hafidzahullah.
Para masyayekh sangat antusias dengan acara muktamar dan turut pula hadir yaitu Syekh Prof. DR. Nashir Al-Umar Hafidzahullah (musyrif almoslim.com).
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan wejangan dari dua masyayekh lewat telepon yang tidak sempat menghadiri acara muktamar secara langsung, yaitu Syekh Abdurrahman bin Nashir al-Barrak Hafidzahullah yang kemudian menurut Syekh Abdul Azis At-Turky beliaulah yang selama ini terus mendesak untuk dibuat Rabithah yang menjawab serta memberi solusi terhadap apa yang terjadi pada ummat ini,
Wejangan yang kedua lewat telepon dari Syekh DR. Abdurrahman Abdul Kholiq Hafidzahullah, kedua syekh tersebut kembali mengingatkan para ulama dan duat akan amanah dan tanggung jawab yang sangat besar yang dititipkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dan pentingnya bersabar dalam menjalankan amanah tersebut.
Setelah itu dibacakanlah hasil-hasil keputusan dari Muktamar yang insya Allah
akan kami laporkan pada tulisan berikutnya.
Dari hasil muktamar terjadi perubahan struktur kepengurusan Rabithah :
- Ketua : Syekh Al-Amin Al-Haj Hafidzahullah
- Wakil Ketua 1 : Syekh DR. Ali Ahmad as-Salus Hafidzahullah
- Waka 2 : Syekh DR. Abdurrahman al-Mahmud Hafidzahullah
- Waka 3 : Syekh. Muhammad Sidia An-Nawawu hafidzahullah
- Sekjend : Prof. DR. Nashir al-Umar hafidzahullah, yang sebelumnya dijabat oleh
- Syekh. Abdul ‘azis at-Turky.
- Musaid sekjen 1 : Syekh DR. Abdul ‘Azis At-Turky hafidzahullah
- Musaid Sekjen 2 : Syekh DR. Abdul Muhsin Hafidzahullah.
HASIL KEPUTUSAN MUKTAMAR RABITHAH ULAMA AL-MUSLIMIN
- Kejayaan Umat Islam pada dasarnya bertumpu pada optimalisasi peran ulama dan pemerintah. Tokoh ulama dan elit politik umat adalah penanggung jawab masalah umat sekaligus teladan masyarakatnya.
- Revitalisasi peran agama dalam kehidupan, perwujudan pan-Islam, penanaman moral, penghormatan terhadap HAM, kebebasan yang sejalan dengan tuntutan syariat, serta kepemimpinan umat adalah tugas ulama rabbani.
- Umat Islam sejatinya sadar terhadap tantangan besar yang dihadapinya; yang merupakan simpul yang menghambat kemajuan serta kebangkitannya. Dan jawaban terhadap tantangan itu adalah menghidupkan sunnah serta mengoptimalkan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
- Rabithah mendukung reformasi yang terjadi di Tunis dan Mesir serta negeri-negeri Islam lainnya seraya mengingatkan bahwa perubahan yang hakiki berawal dari taubat kepada Allah, berpegang teguh kepada agama-Nya serta dengan menunjukkan wibawa umat yang sebenarnya.
- Rabithah mendukung upaya masyarakat Libya untuk membebaskan diri pemerintahannya yang otoriter dan lalim.
- Rabithah mengingatkan umat dari konspirasi global Syi’ah Shafawiyah dengan propagandanya yang menipu; baik itu di Bahrain dan negara lainnya.
- Para ulama yang shalih di setiap negeri adalah referensi utama bagi umat dalam menyelesaikan masalah-masalah aktual dan kontemporer.
Muhammad Asyraf
081 343 866 575 / 085 242 907 487
HUMAS DPP Wahdah Islamiyah
Jl. Antang Raya No. 48 Makassar