Menyampaikan Amanah ke Merapi

Pada awal Desember 2010, Relawan Kemanusiaan KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) yang terdiri dari ustadz. Ferry Nur, ketua KISPA dan H.Dasrial Radjudin, bendahara KISPA, mengunjungi korban letusan gunung Merapi di Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah.

Kunjungan ini dalam rangka menyampaikan amanah umat secara langsung kepada korban letusan gunung Merapi, amanah umat yang berdomisili di Jakarta khususnya dan luar Jakarta pada umumnya, yang telah menginfaqkan hartanya ke rekening “KISPA PEDULI NEGERI” atau secara langsung ke pengurus KISPA.

Relawan kemanusian KISPA mendarat di bandara Adi Sutjipto Yogyakarta jam 07.30 wib, Rabu, 1 Desember 2010 dan langsung menuju base camp di masjid Jogokariyan, Yogyakarta.untuk berkoordinasi dengan teman-teman relawan lainnya yang sudah menunggu.

Setelah berkoordinasi terkait dengan bantuan yang akan diberikan kepada korban bencana, selanjutnya, tempat pertama yang dituju Relawan Kemanusiaan KISPA adalah masjid Al Mujahidin yang terletak di dusun Bronggang, desa Argomulyo, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman.

Masjid Al Mujahidin yang berada di dusun Bronggang terletak kurang lebih 14 km dari puncak gunung Merapi. Dengan kekuasaan dan pertolongan Allah, masjid Al Mujahidin dapat selamat dari terjangan awan panas (wedus gembel) gunung Merapi, bahkan menjadi penghalang lajunya awan panas tersebut yang akan meluncur ke hilir, arah Selatan. Sehingga rumah penduduk yang berada di sisi sebelah kiri masjid arah ke kiblat, selamat, tidak hancur, tidak hangus terbakar, Allahu Akbar walillahilhamd !

Menurut Suwardi, ketua Ta’mir masjid al Mujahidin, ada 45 orang yang meninggal akibat awan panas gunung Merapi, diantaranya adalah pengurus masjid, yaitu Wahadi, sekretaris, Sutopo, wakil ketua ta’mir, Sarju Budiharjo , seksi usaha, dan Sutadi, imam masjid.

Di dusun Bronggang ini, H.Dasrial Radjudin, bendahara KISPA menyampaikan bantuan uang untuk 50 KK (Kepala Keluarga) yang masih selamat melalui bendahara masjid Al Mujahidin, sedangkan Ketua KISPA menyerahkan Jus ‘Amma Masjidil Aqsha secara simbolis kepada ketua Ta’mir masjid.

Selanjutnya, relawan KISPA mengunjungi masjid Attaqwa, yang masih berada di desa Argomulyo, kecamatan Cangkringan. “Subhanallah, Allahu Akbar, Allah kembali memperlihatkan kekuasaannya kepada kita,” kata ustadz Ferry Nur. Masjid Attaqwa tetap berdiri tegak, tidak hancur karena lahar panas gunung Merapi, karena lahar panasnya berhenti di depan mihrab mesjid.

“Kami melihat beberapa kampung di depan masjid Attaqwa, tertimbun lahar panas, hilang tidak berbekas, kampung tersebut adalah Bakalan, Serodokan, Gungan, dan Ngepringan,” kata ketua KISPA.

Saat waktu Zuhur tiba, relawan kemanusiaan KISPA melaksanakan sholat berjama’ah dengan jama’ takdim di masjid Nurul Huda, Semen, Sucen, Salam, Magelang. Setelah selesai melaksanakan kewajiban sholat, maka perjalanan dilanjutkan menuju dusun Surodadi, desa Wonolelo, kecamatan Sawangan, Magelang.

Dalam perjalanan menuju dusun Surodadi, rombongan relawan KISPA harus terhenti di jembatan yang menghubungkan antara Talun dan kampung Penyemai. Saat akan melewati jembatan tersebut, perjalanan relawan KISPA terhalang dengan adanya banjir lahar dingin yang mengalir dengan derasnya, membawa campuran lumpur, krikil, sampai bongkahan batu yang sangat besar, mengalir dari hulu, yaitu gunung Merapi. Masyarakat banyak yang panik, kerumunan masa memadati jembatan penyeberangan, sehingga oleh pihak keamanan, relawan KISPA dan siapapun yang akan menyeberang tidak diperkenankan untuk melewati jembatan.

Setelah menunggu sekitar satu jam, ditengah hujan mengguyur bumi Magelang, maka relawan KISPA melanjutkan perjalanan menyampaikan amanah umat ke lokasi korban bencana Merapi.

Sekitar jam 14.30 wib, rombongan Relawan KISPA sudah sampai di dusun Surodadi, desa Wonolelo, kecamatan Sawangan, Magelang. Disambut oleh masyarakat, khususnya para tokoh masyarakat, Supri, Kadus (Kepala Dusun), M. Sholeh, ketua ta’mir masjid AnNur, dan Marno, imam masjid.

M. Sholeh, ketua ta’mir masjid mengajak Relawan KISPA dan masyarakat untuk masuk ke masjid An Nur, karena akan diadakan pengajian dengan penceramah dari Jakarta, ustadz Ferry Nur , ketua KISPA. Dalam pengajian tersebut juga hadir jamaah masjid Al Hidayah, dusun Pelem, jamaah masjid Al Huda, dusun Candron.“Saudara-saudara kita dari Gaza walaupun mereka sedang kesusahan akibat penjajahan Zionis Israel, tinggal di tenda pengungsi, sulit mendapatkan makanan dan obat-obatan, tetapi mereka masih memilki kepedulian terhadap penderitaan rakyat Indonesia yang menjadi korban Tsunami di Mentawai dan korban Gunung Merapi”, ujar ustadz Ferry Nur.

Acara pengajian ditutup dengan doa dan diakhiri dengan pemberian bantuan uang kepada masyarakat dari dusun Surodadi sebanyak 42 KK, masyarakat dari dusun Pelem sebanyak 39 KK dan masyarakat dusun Candron 70 KK, berikut Juz Amma Masjid Al Aqsha, dan disampaikan langsung oleh Ketua KISPA.

Setelah amanah selesai disampaikan kepada mereka yang berhak menerimanya di dusun Surodadi, maka perjalanan misi kemanusiaan KISPA dilanjutkan.

Ketika jarum jam menunjukkan angka 16.15 wib, relawan KISPA sudah berada di masjid Ibnu Mas’ud, Windusajan, Wonolelo, kecamatan Sawangan, Magelang. Di masjid Ibnu Mas’ud, Relawan KISPA disambut tokoh masyarakat setempat, diantaranya adalah Marpomo, takmir masjid, Supadi, Kadus (Kepala Dusun) dan mereka menginformasikan, bahwa di dusunnya akan dibangun TK Al Aqsha, dan peletakan batu pertamanya sudah berlangsung. TK tersebut rencananya akan digunakan sebagai tempat mengaji anak-anak dan diproyeksikan nantinya tempat tersebut sebagai pesantren.

Untuk mensukseskan pembangunan TK Al Aqsha, bendahara KISPA menyerahkan bantuan tunai sebesar Rp. 4.900.000; dan diterima langsung oleh pengurus pembangunan TK Al Aqsha, Marpomo.

Setelah proses penyerahan bantuan tunai kepada pengurus pembangunan TK Al Aqsha selesai, dan waktu magrib telah masuk, maka Relawan KISPA bersama tokoh masyarakat dan jamaah masjid Ibnu Mas’ud, ada juga kaum ibu dan anak-anak, melaksanakan sholat Maghrib secara berjamaah, dan ketua KISPA di daulat untuk menjadi imam, memimpin shalat maghrib dan setelah itu dilanjutkan shalat Isya (jama’ takdim) bersama rombongan relawan lainnya.

Menjelang waktu Isya, Relawan KISPA sudah berada di dusun Panggungan, Wonolelo, Sawangan, Magelang, kedatangan Relawan KISPA disambut oleh pengurus masjid An Nur dan Patono, kadus (Kepala Dusun) Panggungan.

Di Masjid An Nur, ustadz Ferry Nur, menyampaikan ceramah yang disimak dengan antusias oleh masyarakat korban letusan gunung Merapi. Dalam ceramahnya, ketua KISPA mengajak jamaah untuk banyak berzikir, salah satu zikir yang dibaca dengan semangat sambil mengacungkan jari telunjuk adalah zikir yang pernah di baca Nabi Ibrahim as saat dilempar ke dalam api yang berkobar oleh Raja Namrud, zikir yang dibaca Nabi Muhammad saw saat bersembunyi di Gua Tsur, zikir yang dibaca rakyat Gaza saat digempur Zionis Israel selama 22 hari, zikir itu adalah “Hasbunallah wa ni’mal wakil yang artinya Cukup Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik Pelindung (QS: 3: 173)” .

Acara diakhiri dengan berdoa kepada Allah, tidak sedikit para jemaah yang menangis dan meneteskan air mata, saat ustadz Ferry Nur bermunajat kepada Allah, memohon ampun kepada Allah dan minta perlindungan dari berbagai macam bencana kepada Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Di dusun dusun Panggungan, KISPA juga menyampaikan bantuan untuk 98 KK (Kepala Keluarga), dengan demikian, sudah tuntas tugas Relawan KISPA menyampaikan bantuan bagi korban letusan gunung Merapi.

“Alhamdulillah misi kemanusiaan KISPA berjalan dengan baik, dan kami bermohon kepada Allah semoga amal yang kami lakukan diterima Allah, dan masyarakat yang ditimpa bencana di berikan kekuatan iman dan kesabaran,” tutur ustadz Ferry Nur. (fn)