Pemprov DKI Galakkan Kampung Bersih Narkoba

Narkoba bukan lagi istilah asing di kalangan masyarakat, utamanya para remaja. Meski kampanye antinarkoba digaungkan berkali-kali, masih banyak saja kasus narkoba yang ditangani polisi. Sebagai contoh, sepanjang tahun 2009 tercatat sebanyak 132 kasus narkoba di Jakarta Barat. Di Jakarta Pusat, dalam kurun waktu dua tahun (2004—2005) tercatat 15 ribu kasus penyalahgunaan narkoba dan 46% di antaranya dilakukan oleh remaja. Belum lagi banyak kampung yang dikenal sebagai kantong-kantong narkoba bahkan polisi pun tidak berani masuk sendirian ke dalam kampung itu. Miris. Hal inilah yang mendorong Badan Narkotika Nasional (BNN) meluncurkan program Kampung Kite Bersih Narkoba.

Kepala Bidang Advokasi Pusat Pencegahan Lakhar Badan Narkotika Nasional, Yunis Farida, mengatakan, salah satu penyebab maraknya peredaran narkoba di tengah-tengah masyarakat adalah, iming-iming menguntungkan yang ditawarkan dari bisnis tersebut sehingga banyak orang tergiur untuk melibatkan diri dalam bisnis narkoba. Akibatnya, selain menjadikan mereka pengedar, yang otomatis melanggar hukum, juga membuat para generasi muda kehilangan masa depan karena terjerumus. "Banyak yang tergiur dengan bisnis barang haram ini," ungkapnya.

Selain itu, Yunis juga menyatakan bahwa lomba Kampung Kite Bersih Narkoba adalah salah satu upaya pencegahan yang dapat mengurangi kasus narkoba di masyarakat. Yunis juga mengimbau para stakeholder untuk turut andil memberantas narkoba, "Upaya pencegahan perlu melibatkan pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha," tuturnya.

Kegiatan Kampung Kite Bersih Narkoba dilakukan serentak di seluruh wilayah Jakarta sejak tiga bulan lalu. Salah satu kampung yang mengikuti lomba ini adalah RW 02 Kelurahan Karet Kuningan dan RW 05 Kelurahan Pasar Manggis yang berada di Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Antusiasme warga RW 02 mengikuti kegiatan ini adalah dengan menggelar jalan sehat dan menghias kampung mereka dengan berbagai slogan antinarkoba.

Babin Kamtibmas Kelurahan Karet Kuningan, Widianto, mengatakan kegiatan seperti ini merupakan bagian dari upaya penyadaran akan bahaya narkoba. “Kita melakukan imbauan kepada masyarakat dan remaja, khususnya, tentang bahaya narkoba,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Widi, juga mengungkapkan faktor pergaulan dan lingkungan rumah tangga merupakan faktor penting dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba di lingkungan masyarakat. “Yang utama dari lingkungan rumah tangga, lebih baik sedikit kita berantas,” ujarnya.

Sementara itu, RW 05 Kelurahan Pasar Manggis mengadakan pengajian dan diskusi dua kali dalam sebulan untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba di wilayah tersebut.

Pada Ahad (20/12/09) lalu, BNN mengumumkan pemenang Lomba Adu Kampung Kite Bersih Narkoba di Senayan, Jakarta. Tampil sebagai juara pertama adalah RW 03 Kampung Johar, Kelurahan Galur, Jakarta Pusat yang dinilai berhasil melakukan berbagai upaya untuk pencegahan narkoba di wilayah yang dikenal sebagai sarang transaksi narkoba dan tawuran itu. BNN terkesan dengan upaya warga di daerah itu yang mengadakan senam antinarkoba dan pertunjukan kesenian khas Betawi sebagai sarana kampanye bahaya narkoba.

Kemudian, RW 05 Kelurahan Pasar Manggis, Jakarta Selatan didaulat sebagai juara kedua karena upaya warga setempat yang mengadakan bimbingan, konseling, dan pendampingan kepada semua masyarakat dan juga memperkuat jaringan dengan BNN dan Dinas Kesehatan serta Muspida setempat.

RW 07 Kelurahan Kebon Pala, Jaktim, yang pernah dijuluki sebagai ‘tenda biru’ atau pasar narkoba ditunjuk sebagai juara ketiga karena seluruh warga membuat kesepakatan untuk memberantas narkoba dan mendirikan pos penanggulangan narkoba di daerah tersebut.
Yang menarik dari kegiatan ini adalah terpilihnya Kampung Ambon sebagai salah satu kampung yang bertitel ‘bersih narkoba’. Kini, di Kampung Ambon yang terletak di RW 07, Kelurahan Kaliangke, Jakbar, telah berdiri pos polisi padahal dahulu, daerah ini sering disebut ‘daerah tanpa hukum’.

Semoga saja, usaha seperti ini bukanlah seremoni semata tapi diikuti dengan upaya sungguh-sungguh seluruh masyarakat untuk mereduksi kasus penyalahgunaan narkoba. Artinya, tak ada lagi istilah kampung narkoba dan atau berkurangnya napi di lapas narkotika sebagai titik tolak bersihnya Indonesia dari narkoba yang banyak merenggut jiwa manusia beberapa tahun belakangan ini. (Ind/BNN/BJ)