"Ustadzah, bagaimana kalau majikan kita menyuruh mencicipi masakan padahal kita lagi puasa. Batal nggak?’’ tanya Ny Kokom.
"Kalau memang masakan itu harus dicicipi, boleh saja. Asal jangan mencicipi semangkuk,’’ jawab Ustadzah Nurbaiti Rohmah, disambut gerrr Kokom dan kawan-kawan seprofesinya.
Dialog tersebut mewarnai pelaksanaan pesantren kilat (sanlat) pembantu rumahtangga (PRT) di Masjid Al Muhajirin Permata Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (20/8).
Sebanyak 38 peserta mengikuti sanlat yang diselenggarakan LAZIS (Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah) Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, tersebut. Mereka yang rata-rata warga Desa Rawakalong Bogor, sehari-hari bekerja sebagai PRT di lingkungan komplek Permata Pamulang. Hari itu mereka mendapat dispensasi dari majikan masing-masing untuk mengikuti sanlat.
Menurut Direktur Lazis Dewan Dakwah, H Ade Salamun MSi, pihaknya sangat konsen pada pembinaan PRT. "Komunitas pembantu rumahtangga adalah salah satu objek dakwah yang perlu dibina, karena jumlahnya banyak dan pengaruhnya besar terhadap lingkungan secara pribadi maupun kelompok,’’ tutur Ade.
Ia menambahkan, dalam keseharian banyak pembantu yang secara fungsional justru menjadi orangtua pengganti terutaam bagi anak balita majikan. Karena itu, pembantu harus di-upgrade agar menjadi pengasuh yang amanah dan salihah, sehingga keluarga majikan pun senang mempekerjakannya.
Ketua DKM Al Muhajirin, Djumhana, menyatakan, pihaknya sangat menghargai acara ini. "Sangat bermanfaat untuk peserta maupun kami para warga komplek yang selama ini dibantu mereka,’’ kata warga Permata Pamulang yang pensiunan PT Perkebunan ini.
Dalam pesantren bertajuk "Pembantu Salihah Membawa Sakinah’’ ini, peserta mendapat materi bagaimana menjadi pekerja yang profesional dan bernilai ibadah. Materi ini disampaikan Ustadzah Nurbaiti Rohmah dari Majelis Taklim Al Azmy Bogor.
"Agar kerja kita mendapat ganjaran dunia maupun akhirat yang segede-gedenya, maka kita harus berniat ikhlas dalam melakukan, kemudian mengerjakan dengan cara yang benar, dan professional,’’ tutur Ustadzah, kemudian menerangkan maksudnya satu demi satu dengan bahasa awam.
Materi lain yaitu adab pembantu dan housekeeping lifeskill disampaikan masing-masing oleh M Rano Bilal dan Teguh Yuwono dari LPM Maestro Tangsel.
Sebagai follow up sanlat, para peserta sepakat membentuk wadah yang disebut Forum Pembantu Salihah. Lazis Dewan Dakwah dan DKM Al Muhajirin akan memfasilitasi agar forum ini menjadi ajang pembinaan diri anggotanya.
Usai mengikuti acara setengah hari tersebut, para peserta pulang dengan bersuka cita karena mendapatkan sertifikat penghargaan, uang saku, dan paket sembako. (bowo)