Tak banyak sekolah setingkat SMU yang mengisi acara Masa Orientasi Sekolah atau MOS mereka dengan kegiatan Islami. Terlebih lagi yang mengisi acara Islami tersebut ormas sekaliber FPI.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Garut membuat terobosan terkait penerimaan siswa baru. Sekolah ini mengisi kegiatan orientasi siswa atau pengenalan lingkungan sekolah dengan pemberian materi pendidikan akhlak dan keimanan.
Hari pertama masa orientasi, pemateri dari Front Pembela Islam (FPI) langsung didatangkan dari Jakarta. Kedatangan belasan pria berjanggut tebal, berpeci dan mengenakan serban putih ini cukup mengagetkan para peserta orientasi yang sedang duduk berbaris di halaman depan sekolah mereka.
Sejenak, pandangan para siswa baru itu tertuju pada rombongan anggota FPI yang berlari kecil mengikuti sebuah mobil yang ditumpangi pemimpin mereka. Teriakan takbir pun berkumandang mengagetkan para siswa.
Wulan (16), seorang siswa baru, mengaku cukup kaget. "Soalnya awalnya saya dengar akan ada Ustad Arifin Ilham. Ternyata yang datang FPI, kaget juga," kata gadis berkerudung ini saat ditemui di SMKN 1 Garut, Senin (12/7).
Meski sedikit nervous, dia mengaku sangat senang. Apalagi, ujarnya, materi yang diberikan Ketua Lembaga Dakwah FPI Abdurrahman Jaelani sangat meresap dan mudah dicerna. Dengan bahasa anak muda dan logat Betawi yang kental, Abdurrahman seolah mampu menghipnotis para siswa maupun staf pengajar dan karyawan yang hadir dalam acara itu.
Para peserta sesekali diajak tertawa, serius, kadang tegang. Bahkan Abdurrahman tak segan memberi contoh tentang pengaruh negatif kasus video mesum yang diduga dilakukan selebritis.
"Daripada materi-materi yang nggak jelas, mendingan materi seperti ini. Ini sangat penting dan bermanfaat bagi kami," kata Nur, siswa baru lainnya.
Meski awalnya dikhususkan siswa baru, hampir seluruh penghuni sekolah mengikuti kegiatan langka ini. Mereka pun rela panas-panasan di bawah terik mentari.
Susi Maharani (17), siswa kelas III, mengaku sangat bersyukur.
"Kegiatan ini sangat bagus untuk membentuk moral dan akhlak generasi muda. Dulu-dulu nggak ada seperti ini," tuturnya.
Hal serupa dikemukakan seorang orangtua siswa, Nurhayati, warga Kecamatan Tarogong Kaler. "Saya tadinya khawatir akan diisi perpeloncoan. Ternyata tidak. Kegiatan ini sangat positif," katanya.
Pada siang cukup terik itu, materi yang diberikan FPI tidak disampaikan satu orang tapi dua orang. Namun tak seorang peserta pun beranjak dari tempat duduknya. Mereka justru makin antusias mendengar pemateri berikutnya yang disampaikan Wakil Sekjen FPI Pusat Ust Alwith Mahsyuri.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Garut Dadang Djohar mengatakan pihaknya sengaja mengisi kegiatan seperti ini untuk mempertebal dan membentengi akhlak siswa dari tantangan arus globalisasi. Dadang menjamin tidak ada perpeloncoan oleh para senior terhadap adik kelasnya dalam masa orientasi selama tiga hari tersebut. mnh/tribunjabar