"Sejarah Indonesia banyak diwarnai oleh kelompok pemuda yang sekolah di luar negeri", demikian petikan pembuka yang disampaikan oleh Dr. M. Budi Setiawan, Deputi Menpora Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda dalam acara Seminar dan Worskhop "Visionary Young Muslim Leaders for Better Indonesia." Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Bhinneka Tunggal Ika KBRI Kairo, yang terselenggara atas kerjasama Kemenegpora, KBRI Kairo, ICMI Orsat Kairo, Asy-Syathibi Center (Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Belajar) dan El-Muntada (forum mahasiswa S2/S3 Indonesia yang berada di Mesir). Acara yang berlangsung selama dua hari ini resmi dibuka oleh Atase Pendidikan KBRI Kairo, Dr. Sangidu, M.Hum pada Sabtu (16/5) lalu.
Workshop dengan kapasitas peserta terbatas ini dikhususkan untuk mereka yang sedang menyelesaikan program S2 dan S3-nya di Mesir, yang pada tahun ini jumlahnya mencapai 344 orang. Sedangkan mereka yang berada di program S1 sengaja tidak diikut sertakan karena tengah menghadapi ujian semester.
Program yang merupakan bagian dari agenda Menpora ini juga telah dilakukan untuk mahasiswa Indonesia lainnya yang belajar di luar negeri. Pada tahun ini prioritas workshop diberikan untuk mahasiswa Indonesia yang berada di Inggris dan Mesir. Program ini memang menjadi stressing bagi Kemenegpora, dengan tujuan pengembangan potensi para pemuda Indonesia sehingga menjadi generasi handal yang kehadirannya bisa diharapkan.
Di tengah penyampaian materinya, Budi Setiawan, doctor lulusan Tokyo ini mengatakan, kurangnya pembinaan yang intensif kepada pemuda menjadikan adanya parade usia senja dalam tataran kepemimpinan Indonesia. "Anggota DPR yang masih tergolong usia muda tidak lebih dari 6 %", jelasnya menyayangkan. Ia kemudian menambahkan, bahwa usaha pengembangan kemampuan pemuda itu setidaknya dititikberatkan dalam tiga hal, pertama adalah pengembangan kewirausahaan pemuda, lalu kepemimpinan pemuda, dan terakhir adalah olahraga pemuda dengan sistemnya yang kooperatif dan fasilitatif.
Setelah break shalat Zhuhur dan istirahat makan siang, pembicara kedua menyampaikan materi bertemakan "Krisis Kepemimpinan di Dunia Islam". Materi berbahasa arab ini diisi oleh Dr. Muhammad El-Muhammady El-Madhy, pakar Manajemen Strategi dan Guru Besar di Cairo University. Dalam penyampaiannya, beliau antara lain menekankan bahwa kepemimpinan adalah sebuah keterampilan yang dibentuk sejak lahir, dan salah satu tantangan besar yang bisa mematikan bakat kepemimpinan seorang pemuda adalah tontonan visual.
Materi ketiga membawa tema "Dilema Masa Depan dan Tantangan Pemimpin Muslim di tingkat Global maupun Nasional", yang disampaikan oleh Ir. Budiyanto, M. Eng, seorang konsultan manajemen di beberapa instansi terkemuka di tanah air. Beliau banyak memaparkan data-data riil permasalahan bangsa yang begitu kompleks sehingga mampu merenyuhkan perasaan para peserta yang hadir.
Di hari berikutnya materi yang disuguhkan juga tak kalah menarik, diantaranya diisi oleh Dr. Taufik Wijaya. Doctor tamatan London ini menyampaikan dua materi, yaitu Strategic Thinking dan Project Manajemen. Materi lainnya adalah Networking yang diisi kembali oleh Ir. Budiyanto, M. Eng. Rangkaian acara seminar ini kemudian ditutup dengan Dialog Interaktif antara peserta seminar dengan para mentor.
Peserta kemudian diberikan kesempatan untuk menyampaikan masukannya kepada Kemenegpora. Sesi ini dibuka untuk menjajaki kebutuhan mahasiswa Indonesia di luar negeri terutama mereka yang berada di Mesir. Diantara usulan dari mahasiswa adalah terkait dengan pendayagunaan mahasiswa Indonesia di Mesir agar diberikan kesempatan magang guna memahami secara utuh permasalahan kompleks yang terjadi di tanah air. Usulan ini disambut baik oleh para delegasi Menpora, dengan mempersilahkan mahasiswa Kairo yang pulang berlibur bisa memanfaatkan waktunya untuk magang mengikuti training kepemudaan yang digelar kementrian di berbagai daerah di tanah air.
"Tidak menutup kemungkinan teman-teman dari Mesir ini langsung kita terjunkan sebagai mentor di acara training" jelas salah satu delegasi kemenegpora yang disambut applause oleh para peserta yang hadir. Acara pun kemudian ditutup dan dilanjutkan foto bersama antara peserta dengan para mentor.
Menurut rencana acara training serupa akan diadakan setiap tahunnya di Mesir dan melibatkan seluruh mahasiwa yang ada. Jumlah mahasiswa Indonesia sendiri tahun ini berdasarkan data Atdikbud Kairo sebanyak 3800 mahasiswa, dengan komposisi mahasiswa S3 sebanyak 23 orang, S2 sebanyak 321 orang dan sisanya program S1 dan ma’had di Al Azhar (umr/msy/sn)