Gencarnya pemikiran liberal yang dikampanyekan aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) kini tidak hanya menyasar umat Islam secara umum tetapi juga sudah membidik generasi muda Islam. Melalui beragam media yang mereka miliki mereka berusaha menyebarkan pemikiran busuk mereka agar para pelajar muslim mengikuti cara berfikir mereka.
Masih ingat dalam benak kaum muslimin bagaimana aktivis JIL berusaha membendung pengesahan Undang-Undang (UU) Pornografi. Padahal mayoritas umat Islam sangat menghendaki agar DPR segera mensahkan UU tersebut. Selain itu melalui salah seorang aktivisnya, Prof. Musdah Mulia, seorang guru besar UIN Jakarta mengajukan Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam kepada Depag RI yang berisi diantaranya adalah menghalalkan kawin beda agama.
Ditambah aktivis JIL selalu membela mati-matian Ahmadiyah, yang meyakini adanya Nabi terakhir setelah Rasulullah SAW. Kemudian menyebarkan pemahaman bahwa Al Qur’an merupakan produk budaya, Al Qur’an harus direvisi, semua agama sama, baik Islam maupun kafir jika beriman maka masuk surga, sekularisme serta liberalisme.
Pemikiran-pemikiran seperti ini yang disebut dengan Sepilis (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme) meskipun sudah difatwakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2005 tetap saja masih digandrungi oleh sebagian generasi muda Islam.
Melihat fenomena tersebut, Jagakarsa Student Community (JASCOM) sebuah merupakan lembaga dakwah pelajar yang berada di wilayah kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan bermaksud mengadakan kegiatan bertajuk Seminar Pelajar (Simpel) yang mengangkat tema ‘Jagakarsa Tanpa JIL: Karena Liberal Membuatku Galau’ sebagai upaya membentengi para pelajar muslim khususnya di wilayah Jagakarsa.
Menurut Darmawan, selaku Ketua JASCOM, lembaganya mengadakan kegiatan ini dengan tujuan untuk membentengi akidah para pelajar dari virus pemikiran liberal. Selain itu, lembaganya berupaya memberikan pemecahan masalahnya. “Memberikan tips dan solusi mencegah virus pemikiran liberal kepada para pelajar” jelasnya.
“Pemikiran liberal sudah sangat gawat dan sangat membahayakan akidah umat Islam khususnya para pelajar yang notabenenya masih awam dengan Islam itu sendiri” tambahnya dengan cemas.
Seminar ini direncanakan akan bekerja sama dengan #IndonesiaTanpaJIL, sebuah komunitas yang terdiri dari musisi, anak band, sutradara film dan penulis yang sangat intens melawan pemikiran nyeleneh ala JIL melalui sosial media dan kampanye-kampanyenya. Selain itu, juga akan bekerja sama dengan World Assembly of Muslim Youth (WAMY).
Kegiatan yang insya Allah akan dilaksanakan pada Ahad, 9 September 2012 pukul 08.00 – 12.00 WIB di Ruang Seminar WAMY ini, dijadwalkan akan dihadiri oleh Akmal Sjafril, penulis buku Islam Liberal 101. Ia akan menjadi narasumber acara ini.
Menurut Furqon, selaku Steering Committee acara ini mengatakan seminar ini ditujukan kepada pelajar SMP dan SMA/SMK sederajat khususnya yang berada di wilayah Jagakarsa. Namun ia menambahkan bahwa pihaknya tidak menutup bagi pelajar dari daerah lain yang ingin turut serta dalam acara tersebut mengingat cukup positifnya sejauh ini respon dari para pelajar diluar Jagakarsa.
“Kami menyerukan kepada para pelajar khususnya yang berada di wilayah kecamatan Jagakarsa agar bisa menghadiri seminar ini dan mengajak teman-temannya sebanyak-banyaknya karena insya Allah acara ini sangat bermanfaat” ungkap Furqon.
Selain seminar, direncanakan kegiatan ini akan disuguhi pemutaran film dan deklarasi tanpa JIL. Peserta yang hadir insya Allah akan mendapatkan souvenir, merchandise.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi 08998774485 atau 087885354574.
“Kami berharap acara ini dapat bermanfaat dan dapat menangkal bahaya virus liberal di kalangan pelajar muslim” kata Darmawan dengan penuh optimis. (jascom/ham)