Jakarta—Faridz al-Mehdawi, duta besar Palestina untuk Indonesia menyatakan bahwa akidah kita belum benar jika masih membiarkan masjid al-aqsha di tangan Israel. Hal ini dinyatakannya ketika menerima utusan dari beberapa ormas Islam dalam aksi solidaritas al-aqsha, Rabu (28/20/2009) kemarin.
Faridz mengatakan bahwa Masjid al-Aqsha memiliki hubungan erat dengan Masjidil Haram dan masalah ini merupakan tanggung jawab seluruh umat Islam di dunia. “Ini merupakan tanggung jawab kita bersama, bahkan bukan hanya orang Islam saja, tapi juga seluruh penduduk dunia karena memang ada hubungan erat antara masjidil aqsha dan masjidil haram yang telah digambarkan oleh alquran. Oleh karena itu, menjadi kewajiban, akidah kita belum benar manakala kita masih membiarkan Al-Aqsha di tangan orang-orang Israel,” ujar Faridz yang disambut dengan teriakan takbir oleh para utusan ormas.
Selain menggalang dukungan, Faridz juga menyampaikan bahwa rakyat Palestina tidak akan menyerah dan berdamai dengan Israel selama mereka masih membangun permukiman dan menduduki Al-Aqsha. “Pendirian kami jelas, bahwa kami tidak akan berdamai dengan Israel selama mereka masih membangun beberapa pemukiman dan mereka akan merebut Masjid Al-Aqsha,” tegasnya.
Longmarch dan aksi solidaritas tersebut dipimpin oleh Aqsha Working Group, sebuah wadah umat Islam yang bertekad membebaskan masjid Al-Aqsha, kiblat pertama umat Islam, dari cengkeraman zionis Israel. Sekitar lima ratusan massa mengikuti aksi ini yang terdiri dari beberapa elemen, sebut saja Jamaah Muslimin Hizbullah, pemuda dan remaja masjid se-Jabotabek, gerakan pemuda Islam Jakarta, para santri pondok pesantren, dan ibu-ibu majelis taklim se-Jabotabek. Mereka berjalan kaki (longmarch) dari Masjid Sunda Kelapa menuju kedutaan Palestina di ujung Jalan Pegangsaan.
Dalam aksi tersebut, Aqsa Working Group menyerukan permintaan kepada duta besar Palestina, Faridz al-Mehdawi untuk melakukan hal-hal sebagai berikut. 1.Membebaskan masjid Al-Aqsha dari penjajahan zionis Israel bersama-sama umat Islam seluruh dunia 2.Mendesak pemerintah Palestina untuk segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel 3.Mendesak pemerintah Palestina untuk segera menghentikan segala perundingan dengan Israel
Sekjen Aqsa Working Group, Ali Farkhantsani, mengatakan bahwa aksi membebaskan masjid al-aqsha tidak berhenti sampai di sini, tapi terus akan bergulir dan menghimpun dukungan dari seluruh umat Islam untuk bergerak membela al-aqsha. “Secepatnya kami akan mendatangi kedutaan negeri-negeri Islam, kita ingatkan bahwa tanggung jawab masjid al-aqsha bukanlah tanggung jawab rakyat Palestina semata, semua negara-negara Islam, termasuk Indonesia ikut bertanggung jawab,” ujar Ali.
Selanjutnya, Ali menyampaikan rencananya untuk melaksanakan program umrah plus al-aqsha bersama wakil dari ormas Islam lain yang bertujuan untuk mendatangkan umat Islam sebanyak-banyaknya ke masjid Al-Aqsha, melakukan salat di sana, dan yang terpenting, agar Israel mengetahui bahwa masih banyak umat Islam yang peduli terhadap Al-Aqsha. “Kita akan memperbanyak silah ke ormas-ormas lain, membuat program kapan kita akan berangkat ke Palestina. Mungkin program umrah plus Aqsha, nilai ibadah Makkah, Madinah, plus Aqsha. Ya namanya umrah, kita nggak bawa senjata, bawa sajadah, mau salat. InsyaAllah dengan semakin banyak umat muslim yang datang ke sana, mereka nggak bisa apa-apa lagi,” ungkap Ali yang mengaku sudah dua kali melakukan umrah plus Al-Aqsha tersebut. (Ind)