Working Group for Technology Transfer – WGTT (http://wgtt.org/) bekerjasama dengan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI Kyoto) mengadakan Pelatihan Wirausaha dan Edukasi Perbankan (PWEP) yang ke-16 (2008 – 2009) pada tanggal 4 Oktober 2009 di Uji Campuss Kyoto University. PWEP kali ini berhasil mendatangkan Manager Dompet Dhuafa Republika (DDR) yang diharapkan dapat menjadi ikon dalam Program Pendampingan di Indonesia. DDR dikenal mempunyai jaringan bisnis luas yang bukan hanya di tanah air tetapi juga telah berhasil membantu membangun jaringan bisnis untuk komunitas Indonesia di Hongkong dan Australia. PWEP kali ini dapat terselenggara berkat dukungan penuh oleh KJRI Osaka, BI Tokyo, Garuda Indonesia, IMM Jepang, BNI Tokyo, KDDI dan Daihatsu.
Tidak kurang dari 128 peserta dari wilayah Kansai menghadiri pelatihan ini dengan semangat kuat untuk mendapatkan informasi tentang edukasi perbankan dan pengelolaan usaha mikro, kecil dan menengah. Sambutan tertulis dari KJRI Osaka yang disampaikan oleh Ibu Kristina Natalia, mengharapkan pelatihan seperti ini terus berlanjut termasuk menjalin kerjasama dengan pihak UKM lokal di Jepang. Toshio Kitagaki-san dari IMM – Jepang perwakilan Kansai Area menyampaikan bahwa membangun usaha selalu memerlukan persiapan matang termasuk kebiasaan berhemat di Jepang untuk mendukung kemampuan permodalan pada saat kembali ke Indonesia. Dalan PWEP kali ini, Team WGTT yang terdiri dari Dr. Fauzy Ammari, Dodik Kurniawan, dan Amin Rohmatullah mengusulkan pengembangan metode dan mendemonstrasikan aplikasi webinar yaitu teknologi interface seminar secara online, (http://wgtt.org/webinar/). Webinar akan dicoba diterapkan secara resmi pada awal 2010 dan dipadukan dengan sertifikasi online untuk program pelatihan di berbagai bidang, diantaranya pelatihan website, akuntansi, penulisan proposal bisnis, dll. Diharapkan seluruh calon wirausahawan dapat memanfaatkan fasilitas ini dengan ketersediaan akses internet yang semakin luas dan biaya yang sangat ringan.
Pada sesi pagi yang bertema Wirausaha dan Perbankan dan dimoderatori oleh Ibu Wina (Kyoto University Student), Kepala BI Tokyo, Bapak Eddy Sulaeman Yusuf menyampaikan bahwa peran dan dukungan pemerintah RI terhadap pengembangan UKM di Indonesia semakin meningkat dalam bentuk kebijakan perbankan. Ditambahkan oleh Bapak Arief Hartawan, Senior Economist dari BI Tokyo dengan berbagai pengembangan program pelatihan termasuk pendampingan intensif untuk calon pengusaha muda serta contoh konkret dan kondisi saat ini di Indonesia dengan menampilkan berbagai berbagai peluang bisnis yang telah dikembangkan oleh UKM di Indonesia. Pada sesi ini, Bapak Arif Abdullah dari DDR memaparkan dengan detail program dan kegiatan bisnis berbasis berbagai level masyarakat termasuk pembinaan mental dan penguatan kemampuan teknis dan modal untuk memulai bisnis yang diminati dan feasible dengan kebutuhan pasar lokal maupun internasional.
Wirausaha sangat bergantung support dari dunia perbankan, salah satu strategi adalah mulai menjadi nasabah aktif, sehingga secara psikologis bank akan mempunyai referensi cukup untuk menilai proposal kredit yang akan diajukan dalam rangka memulai wirausaha termasuk strategi penambahan modal, demikian disampaikan oleh: Bpk. Firman Wibowo dari BNI Tokyo. Membangun mitra dan bertukar informasi sangat diperlukan di awal wirausaha sebelum memasuki step proses pengajuan kredit usaha ke Bank dan manajemen keuangan, demikian tambahan dari Bapak Wahyu Purwandaka dari BNI Tokyo. Nelfa Desmira dari WGTT mengupas hasil survey yang dilakukan WGTT baik survey online maupun langsung dengan usulan berbagai strategi bisnis jitu yang dilakukan oleh pemagang jika kembali ke tanah air. Peserta merespon dengan antusias pemaparan narasumber dalam diskusi panel.
Pada sesi siang, materi dilanjutkan dengan tema Peluang Bisnis, Peran DDR, dan Success Story. Peserta mendapat pemaparan lengkap tentang peluang bisnis di sektor wisata dan transportasi udara, termasuk karakteristik khusus bisnis jasa travel yang dikelola oleh orang Jepang dan contoh model yang bisa menjadi referensi, bahwa ”Bukan hanya menawarkan harga murah, tetapi juga kualitas pelayanan, penyediaan informasi detail dan jaminan kenyamanan” demikian tips yang diberikan oleh Bapak Asa Perkasa, Kepala Garuda Indonesia Kansai. Bapak Arif Abdullah dari DDR melanjutkan pemaparan beliau tentang program pendampingan kepada tunas usaha muda dan berbagai cara dalam mempersiapkan diri serta perubahan mental calon pengusaha yang terjun dalam dunia kemandirian dalam bentuk bisnis karena akan menghadapi berbagai resiko dan tantangan berat untuk survive. Berbagi pengalaman pribadi dipaparkan oleh Bapak Zeni Zaelani sebagai alumni pemagang yang saat ini bekerja di Daihatsu Motor Japan dan Bapak Arif Kurniawan yang bekerja di Mandom Corporation dan juga dikenal sebagai pendiri Forum Anak Negeri. Tidak ketinggalan, kesempatan juga diberikan kepada peserta yang telah memiliki usaha atau melanjutkan bisnis orang tuanya untuk berbagi suka dan duka kepada sesama peserta melalui sesi Tukar Informasi.
Sebelum acara ditutup, peserta diajak untuk mendiskusikan pentingnya membuat ikatan alumni untuk pemagang yang berasal dari daerah yang sama di Indonesia serta berada dalam angkatan yang sama di program pemagangan di Jepang. WGTT mengulas fakta bahwa berbagai organisasi alumni yang sudah dibentuk tidak mampu bertahan lama, karena dibentuk secara dadakan di tanah air dan program kerja yang tidak jelas, sehingga peserta sepakat bahwa ikatan alumni sebaiknya dibentuk di Jepang sebelum kepulangan ke tanah air. Dukungan Pemerintah Daerah juga sangat diperlukan. Acara ditutup dengan ramah tamah dan informasi PWEP selanjutnya yaitu di Tokyo pada tanggal 22 Nopember dan Nagano pada tanggal 20 Desember 2009.
Di release oleh Working Group for Technology Transfer (http://wgtt.org/) , Kyoto 4 Oktober 2009