Tanggerang-Dampak dari bencana alam pasti akan menimbulkan duka yang mendalam. Bukan hanya faktor fisik, tapi juga secara psikis. Hal tersebut juga tidak hanya menimpa korban, bahkan pada beberapa kasus, justru para relawan bisa mengalami hal yang sama. Begitu pula pada kasus bencana Situ Gintung yang terjadi Jumat (27/03) lalu.
Hal tersebut terungkap dalam acara “Mental Recovery: Trauma Healing” bagi korban bencana Situ Gintung yang diadakan oleh Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa Republika bekerjasama dengan LoGOS Institute dan relawan IRG di Posko Tanggap Bencana Dompet Dhuafa Republika Selasa (31/03) pagi.
Dalam acara ini, korban dan relawan diberikan terapi dengan metode Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) oleh LoGOS Institute, untuk menghilangkan trauma dan keluhan fisik lainnya. Menurut Ketua tim LoGOS Institute, Eko Nugroho, SEFT merupakan penggabungan antara spiritualitas (melalui doa, keikhlasan, dan kepasrahan) dan *energy psychology*. Teknik ini telah terbukti secara ilmiah dan bebas dari unsur supranatural atau klenik.
“Prinsipnya kita menekankan kepada pasien untuk menerima secara ikhlas cobaan yang diberikan, kemudian melancarkan kembali aliran energi yang tersumbat, melalui titik akupuntur.” terang Eko sambil menerangkan titik-titik akupuntur yang biasa dipakai.
Menurutnya, keistimewaan dari teknik ini adalah karena proses yang cepat dan mudah serta bisa dilakukan oleh semua kalangan. Selain itu, metode ini juga bukan sekedar untuk mengobati trauma psikis saja, tapi juga masalah fisik, akunya.
“Biasanya waktu yang dibutuhkan hanya 5 sampai 15 menit. Tergantung dari tingkat kedalaman trauma,” tambah Eko.
Para korban dan relawan pun menyambut antusias acara ini. Seperti yang diakui Slamet Santoso (43), korban bencana di RT 01/08, yang dekat dengan lokasi tanggul jebol.
”Sebelumnya badan saya sering ngilu dibagian pundak. Mungkin karena kecapaian.”jelas Slamet. Tapi setelah diterapi selama 5 menit, dia mengaku sakitnya tiba-tiba hilang. Slamet pun sekarang tidak khawatir lagi jika rasa sakitnya itu datang lagi, karena Slamet sudah bisa menterapi sendiri dengan metode SEFT yang sudah diajarkan.