BWA Serahkan Qur’an dan Kerudung Wakaf untuk Pesantren Dhuafa Karawang

Badan Wakaf Al-Qur’an menyalurkan sekitar 400 Al-Qur’an dan 326 kerudung ke Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Miftahul Jannah, Jatiragas Kaum Desa Jatibaru Kecamatan Jatisari Kabupaten Karawang, Selasa (12/4) siang di Ponpes Miftahul Jannah.

Ust H Ade Rosi Fauzan, pengasuh Muftahul Jannah, menyatakan terima kasihnya saat Abu Hamzah dari Badan Wakaf Al-Quran menyerahkan Al-Qur’an dari para wakif (orang yang berwakaf) tersebut. “Alhamdulillah senang sekali, di saat daya beli masyarakat sedang menurun ternyata masih ada juga yang mewakafkan Al-Qur’an.”

Menurut Ust Ade, yang juga sebagai menantu pendiri dan pimpinan Miftahul Jannah, hanya sekitar 120 Al-Qur’an saja yang akan digunakan untuk pengajian sehari-hari di ponpesnya. Sisanya akan didistribusikan ke tiga belas masjid yang menjadi jaringan Miftahul Jannah.

Salah satu ketua dewan keluarga masjid jaringan yang hadir dalam penyerahan Al-Qur’an pun menyatakan terima kasihnya. “Senang sekali, Alhamdulillah, Al-Qur’an ini untuk inventaris masjid, soalnya Al-Qur’an yang ada sudah lama sararoek (sobek-sobek), rata-rata juz pertama dan terakhir sudah hilang,” ujar Ust Ahmad Zaeni, Ketua DKM Masjid Baitul Rahman Ponpes Mandiri Bambu Raki, Desa Jatiwangi Kecamatan Jatisari.

Sedangkan kerudung diserahterimakan oleh mitra lapang BWA Ustadzah Nur Azmina kepada Ustadzah Hj Nunung Nurul Huda, pengasuh santri putri.”Terima kasih kepada para wakif, semoga bermanfaat dipakai ibadah para santri putri dan jamaah istighasah,” ujar putri pendiri ponpes itu.

Menurut Ustadzah Nunung, yang juga istri dari Ust Ade, dari 110 santri Miftahul Jannah hanya 40 orang santri putri, jadi hanya 40 kerudung saja yang akan diberikan kepada santrinya, sisanya akan diberikan kepada jamaah istighasah bulanan di ponpes ini yang hadir dari lima kecamatan sekitar.

Pesantren yang mayoritas dari kalangan dhuafa ini, didirikan oleh KH Jejen Nashirul Hajin dan istrinya Ustadzah Hj Aisyah Maelasari pada tahun 1984. Namun sayangnya pemerintah setempat seakan tidak menunjukkan kepeduliaannya.

“Tos sababaraha kali proposal diajeungkeun ka pamarentah, tapi pamarentah teu aya masihan! (sudah beberapa kali proposal diajukan kepada pemerintah tetapi tidak pernah diberi!)” ujar Ustadzah Aisyah. Tapi Alhamdulillah ada saja Muslim agniya yang bersedia mewakafkan tanah, bangunan, dan menyedekahkan beras untuk keberlangsungan ponpes ini. (joy)