BANDA ACEH—Belasan massa Gerakan Mahasiswa (GEMA) Pembebasan Banda Aceh melakukan aksi longmarch dari Mesjid Raya Baiturrahman menuju bundaran Simpang Lima, Banda Aceh pada sabtu sore (11/9/2013). Dalam aksinya GEMA menuntut Pemerintah Indonesia untuk mencabut izin pembangunan gedung kedutaan besar Amerika Serikat (AS) dan menutup gedung Kedubes AS segera karena dijadikan gedung untuk kegiatan spionase.
“MEMBONGKAR KEDUBES AS harus dilakukan sebagai bukti bahwa Pemerintah Indonesia memang benar-benar menjaga keamanan dan kedaulatan negeri ini,” kata Sekretaris Jenderal GEMA Pembebasan Aceh, Akmal Setyawan Jodi Saputra. Tapi bila tidak dilakukan, tegasnya, maka hal ini juga menjadi bukti bahwa pemerintah telah tunduk pada tekanan negara penjajah!
Akmal juga mengingatkan kembali pernyataan yang pernah dikatakan oleh Tjoet Nyak Dien, seorang Pejuang Aceh saat Mesjid Raya Baiturrahman dibakar oleh Penjajah Belanda:
“Rakyatku, sekalian mukmin orang-orang Aceh! Lihatlah! Saksikan dengan matamu masjid kita dibakar! tempat Ibadah kita dibinasakannya! Mereka menentang Allah! Camkanlah itu! Jangan pernah lupakan dan jangan pernah memaafkan para kafir! Perlawanan Aceh tidak hanya dalam kata-kata! Maka sudah sepatutnya kita memposisikan Amerika sebagai musuh!”
Selain itu, penutupan kedubes AS itu wajib dilakukan karena AS adalah Negara muhariban fi’lan, yakni negara yang secara langsung memerangi dan membunuh umat Islam.
“Terhadap Negara semacam ini, tidak boleh ada hubungan diplomatik dalam bentuk apapun sampai Negara ini benar-benar menghentikan penjajahan dan pembunuhannya terhadap umat Islam di berbagai kawasan dunia,” jelas Ketua GEMA Pembebasan Banda Aceh Hari Anugrah.
Selain itu GEMA Pembebasan juga menyerukan kepada seluruh umat Islam, rakyat dan mahasiswa untuk sungguh-sungguh menolak segala bentuk penjajahan termasuk yang dilakukan AS terhadap Indonesia dan negeri-negeri Islam lainnya, dengan cara berjuang mewujudkan kehidupan islami dibawah naungan Khilafah. []Toni/Divisi Opini GEMA Pembebasan Banda Aceh