Brand busana muslim di tanah air memang tak lepas dari nama besar seperti Ranti dan Shafira, tapi siapa sangka, kini banyak bermunculan brand baru yang mulai merebut hati masyarakat. Sebut saja Siti Hajar, produk gamis dan kerudung instan yang gerainya laris diserbu ibu-ibu.
Ilham Siti Hajar dari Mekah
Tekad Siwi Nurpeni untuk membuat usaha busana muslim semakin bulat sepulang dari menunaikan ibadah haji bersama sang suami, Syamsul Rizal. Seolah mendapat ilham, Siwi menamakan usaha yang didirikannya pada Februari 2001 tersebut dengan ‘Siti Hajar’. Bagi Siwi, Siti Hajar adalah seorang wanita yang tangguh dan simbol perjuangan muslimah. Oleh karena itu, Siwi pun mantap melangkah dengan membuat beberapa potong busana muslim dan menekuni usahanya tersebut. Pertemuannya dengan artis yang juga pengusaha busana muslim, Ida Leman, semakin membuka wawasan dan hoki Siwi. Order pun mulai membanjir.
Siwi memulai usaha dengan modal Rp 2 juta dan bahan kain seadanya. Kondisi itu rupanya membuat kualitas produksinya tidak sesuai yang diharapkannya. Siwi kemudian mendapat suntikan modal dari sebuah perusahaan swasta dan mulai berburu kain bermutu. Kini, dengan modal yang mumpuni, dan hanya menggunakan bahan kain lycra Jepang, produksi busana muslim Siti Hajar semakin berlipat dan Siwi memperluas pasar dengan membuka gerai di Bandung Super Mall dan Bandung Indah Plaza.
Karena kebutuhan pasar kian kompleks, Siwi membutuhkan tim manajerial yang solid. Siwi pun merekrut beberapa tenaga ahli untuk duduk di manajemen perusahaan yang dibangunnya. Dengan jargon ‘Siti Hajar, New Evolution’, brand Siti Hajar pun mulai meluas seiring dengan berdirinya 12 gerai di Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan (dalam proses).
Limited Edition, Ciri Khas Siti Hajar
Siti Hajar paham benar dengan karakter konsumen yang disasarnya, yaitu kaum hawa yang seringkali ingin tampil beda dengan berpakaian yang tidak pasaran. Oleh karena itu, Siti Hajar membatasi jumlah produksi untuk setiap seri yang dilempar ke pasar, yaitu hanya sekian pieces mulai dari ukuran S hingga XL. Selain itu, menurut General Manager Siti Hajar, Arri Fadjar, Siti Hajar juga tidak memproduksi kembali produk yang laku di pasar, meskipun permintaan tinggi.
“Kita menjaga limitation-nya, tidak bermain di quantity. Kita juga menjaga repetisi, artinya kalo suatu artikel laku, kita tidak repeat lagi,” ujar Arri.
Arri meyakini bahwa Siti Hajar akan menjadi besar dan mampu menyaingi brand-brand busana muslim ternama. Arri pun menyusun strategi dengan menempatkan Siti Hajar sebagai brand busana muslim yang produknya tidak pasaran sehingga mutu dan kualitasnya terjaga. Membatasi jumlah produk dan hanya menggunakan bahan kain bermutu, yaitu lycra Jepang, Siti Hajar optimis dapat mencapai target omset hingga Rp12 miliar selama tahun 2010. Bahan lycra Jepang dinilai Siti Hajar sangat tepat sebagai material dasar berbagai busana muslim yang diproduksinya. Bahannya lembut, adem, dan nyaman dipakai, cocok sekali dengan iklim kota besar yang panas. Tak hanya gamis dan kerudung instan yang dapat dijumpai di Siti Hajar, ada pula mukena, blus, dan beragam asesoris busana muslim lainnya.
Seperti industri busana muslim lainnya yang berbasis home industry, Siti Hajar juga menggandeng ibu-ibu rumah tangga untuk mengerjakan payet-payet atau hiasan pada kerudung dan gamis yang diproduksinya. Tak ayal, semakin banyak produksi, semakin banyak pula tenaga kerja yang diserap oleh Siti Hajar.
Siti Hajar juga menawarkan konsep yang berbeda dibandingkan brand busana muslim lainnya. Misalnya saja dari interior toko. Meski luas toko tidak terlalu besar, namun penataan barang terlihat elegan. Berbagai kerudung instan dipajang dengan menggunakan etalase kaca. Siti Hajar juga berinovasi dengan memanfaatkan dunia maya, yaitu dengan situs www.sitihajar.com. Selain memuat sejarah dan seluk-beluk tentang Siti Hajar, di dalam situs tersebut, Anda juga dapat mendengar jingle Siti Hajar. Selain situs, Siti Hajar juga memanfaatkan jejaring sosial seperti Facebook untuk menjaring pelanggan. Memang terlihat bahwa konsep Siti Hajar digarap dengan sungguh-sungguh.
“Meskipun baru, kita harus mempunyai keunggulan tersendiri, konsep yang berbeda,” tambah Arri.
Konsumen yang loyal juga jadi kekuatan yang dimiliki Siti Hajar. Segmen menengah ke atas yang disasarnya rupanya sangat bervariasi, mulai dari ibu-ibu rumah tangga hingga istri-istri pejabat. Kini sudah sekitar 12 ribu member yang bergabung dengan Siti Hajar. Dengan kekuatan member yang loyal tersebut, Siti Hajar dapat dengan mudah memasarkan produk terbarunya. Biasanya, sebelum produk tersebut dipasarkan, manajemen Siti Hajar memberi tahu ke semua gerai untuk disampaikan ke member. Hasilnya, saat produk sampai, hampir seluruh produk sudah laku terjual. Tak heran, dengan pola seperti itu, keyakinan Arri bahwa suatu saat Siti Hajar akan menjadi nama besar mungkin saja akan lekas tercapai.
Fashion Show on The Street
Ada cerita menarik saat pembukaan gerai Siti Hajar di Makassar. Awalnya, Siti Hajar berencana menggandeng Ibu Jusuf Kalla untuk meresmikan gerai tersebut, namun berhubung beliau sangat sibuk, rencana itu tidak bisa direalisasi. Siti Hajar pun menggandeng ibu walikota setempat. Ternyata, sambutannya luar biasa. Ibu walikota pun hadir dengan membawa teman-temannya dan meresmikan gerai Siti Hajar di salah satu pusat perbelanjaan di Makassar. Uniknya, sebelum seremonial pembukaan dimulai, Siti Hajar menggelar Fashion Show on The Street, yaitu fashion show yang dilakukan di traffic light di salah satu jalan tersibuk di Makassar! Walhasil, kemacetan memang terjadi namun awareness masyarakat terhadap Siti Hajar sangat terasa. Hingga kini, Makassar menjadi salah satu sumber pundi-pundi terbesar Siti Hajar.
Selain di Makassar, gerai Siti Hajar dapat ditemui Bintaro, Cibubur Junction, Surabaya, Balikpapan, dan Bandung. Rencananya, pada 2011, Siti Hajar akan menambah gerai sebanyak enam toko, di antaranya di Lampung dan Palembang. Anda juga dapat bergabung menjadi member hanya dengan pembelian sebesar Rp500 ribu dan berhak mengikuti beragam program promosi, antara lain: diskon sesuai umur dan hadiah umroh ke tanah suci. (ind)