Kini sudah ada popok bayi yang diproduksi oleh pengusaha muslim di Indonesia dengan kualitas yang tak kalah hebat dengan merk lain serta harga yang lebih terjangkau. Jadi, kenapa masih pakai diapers lain? Pakai saja Lolla’s Diapers!
Ada Sejak 2002, Kini Telah Merambah se-Indonesia
Lolla’s Diapers merupakan salah satu produk dari PT Impers Pratama yang berafiliasi dengan JM Permata, perusahaan dari Malaysia yang memproduksi Lolla’s Diapers. Setelah pabrik Lolla’s berdiri di Indonesia, Impers Pratama tak lagi harus mengimpor Lolla’s dari Malaysia dan otomatis mengurangi beban bea masuk barang. Pertumbuhan penjualan pun melonjak tajam.
Sejak November 2002, Lolla’s Diapers sudah ada di Indonesia dan mulai merambah beberapa modern market seperti Carrefour, Giant, Alfamart, Indomaret, IndoGrosir, dan Naga. Tak hanya di kota-kota besar, Lolla’s juga telah ada di Aceh hingga Papua, meski hanya di titik-titik tertentu. Kalau kita cek di beberapa milist tentang bayi, komentar tentang Lolla’s Diapers sangat positif, mulai dari harganya yang terjangkau hingga kualitasnya yang memukau, belum lagi terbuat dari bahan kertas yang ramah lingkungan.
Setidaknya, ada empat keunggulan Lolla’s Diapers, yaitu: (1) mempunyai daya serap yang tinggi hingga 440 ml (setara dua gelas air mineral) bahkan lebih, (2) lapisan samping tidak membuat iritasi, (3) terbuat dari bahan yang tidak berbahaya dan ramah lingkungan, (4) lapisan luar bermotif kotak-kotak biru yang lucu. Selain empat hal tersebut, Lolla’s Diapers juga tersedia dalam berbagai ukuran (S, M, L, XL) dengan harga terjangkau, mulai dari Rp1.000,00 per buah.
Gunakan Upin Ipin Sebagai Strategi Marketing
Lolla’ Diapers kini menggandeng karakter Upin Ipin untuk menarik konsumen. Dalam kemasan Lolla’s Diapers yang terbaru, akan ada gambar Upin Ipin dan berhadiah stiker Upin Ipin. Strategi ini diprediksi akan berhasil menarik minat konsumen terutama ibu-ibu yang sering kesulitan memakaikan diaper kepada balitanya.
Berbicara tentang strategi marketing, Tajuddin, selaku General Manager PT Impers Pratama yang memasarkan Lolla’s Diapers di Indonesia, mengatakan bahwa strategi menggunakan karakter yang sedang digandrungi anak-anak tersebut merupakan salah satu upaya untuk menggenjot penjualan.
“Kami masih kurang dalam hal promosi dan distribusi, serta permodalan, namun, dengan semangat yang ada, kami bisa bertahan sampai sekarang,” ujar Tajuddin seusai promosi Lolla’s Diapers di PKS Expo, Sabtu (19/6) lalu.
Pengguna baby diapers di Indonesia sangat prospektif dengan tingkat kelahiran yang tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Oleh karena itu, penjualan popok bayi juga akan meningkat seiring dengan permintaan pasar. Tak heran, Tajuddin dapat meraup omset hingga Rp6 milyar per bulan dari bisnis popok bayi. Penjualan Lolla’s Diapers pun merangkak naik dari 2002 hingga kini, tercatat dari penjualan kurang dari 1 juta pieces pada 2002 hingga 5,9 juta pieces di akhir tahun 2009.
Growth yang naik diiringi pula dengan kultur kerja yang baik. Sebagai perusahaan muslim, Tajuddin membangun kultur kerja para karyawan dengan Islami, misalnya dengan mewajibkan para SPG Lolla’s Diapers mengenakan jilbab di modern market yang menyediakan Lolla’s Diapers. Tak heran, meski bersaing dengan perusahaan besar, pemasar Lolla’s Diapers masih bisa bertahan hingga sekarang berkat kekuatan dari Allah dan buah kerja keras para karyawan.
Ke depannya, Tajuddin berharap ada investor atau pengusaha yang ingin memasarkan produk Lolla’s Diapers dan sama-sama membangun ekonomi umat.
“Artinya, kalau Anda membeli produk ini, uangnya akan berputar ke saudara Anda. Kalau Anda berpikir lebih makro, berapa sih tenaga kerja yang diserap? Itu pasti lebih banyak tenaga kerja muslim, kan?! Kalau ditanya lagi lebih makro, yang nganggur itu siapa sih?! Kalau diprosentase, itu saudara kita. Jadi, kalau Anda membeli produk kami, Anda sudah membantu mengangkat saudara lain,” ujar Tajuddin setengah berpromosi.
Secara kuantitas, Impers Pratama berharap dapat menjual Lolla’s Diapers sejumlah 25 kontainer atau 7 juta pieces per bulan sambil mengembangkan jaringan pasar tradisional dan tetap mempertahankan pelanggan loyalnya. (ind)