Potensi para ibu rumah tangga sebenarnya tak kalah dengan ibu bekerja. Mereka tak hanya bisa momong anak sambil bergosip ria, tapi juga bisa berkarya dengan menghasilkan kerajinan tangan, tentunya jika ada yang mengarahkan. Hal inilah yang dilakukan oleh Linda Kusuma Dewi, ibu tiga anak yang berusaha memberdayakan ibu-ibu di sekitar rumahnya dengan membuat kerajinan dari kain flannel. Dari usahanya tersebut, tak hanya ilmu dan keterampilan yang dibagikan Linda kepada ibu-ibu tapi juga rezeki.
Bonel dari Teras Bu RT
Ide berbisnis kerajinan flannel ditekuni Linda sejak November 2009. Ceritanya, Linda yang juga aktif di salah satu partai Islam ini mendengar curhatan ibu-ibu yang ingin membantu suami sembari tetap mengasuh anak. Linda dkk awalnya sempat memberikan beberapa pelatihan seperti membuat mie ayam dsb, dengan harapan ibu-ibu rumah tangga tersebut terinspirasi untuk membuat usaha sendiri. Namun, apa daya, pelatihan itu pun tidak ada follow up-nya. Ibu-ibu tersebut rupanya butuh leader (pemimpin) yang juga bisa membimbing mereka untuk berbisnis. Nah, Linda pun mengambil inisiatif tersebut dengan mengajarkan keterampilan dari kain flannel. Beruntung, Ibu RT di lingkungan rumah Linda yang berdomisili di Jalan Durian Barat, Jagakarsa, ini pun mendukung usulannya dan bersedia menyediakan tempat untuk ibu-ibu yang ingin belajar, yaitu di teras rumahnya.
Meski bukan seorang ahli, tapi Linda seorang pembelajar yang tekun. Dengan kreasi dan inovasinya dari hasil belajar otodidak, Linda dapat menghasilkan produk unggulan, yakni boneka belajar (bonel) sebagai media pendidikan. Bonel tersebut merupakan berbagai macam bentuk hewan dan benda dari kain flannel yang di tubuhnya bertulis abjad dari A-Z berdimensi 12,5 cm. Linda menjual paket Bonel seharga Rp250 ribu dengan kemasan cantik yang juga berfungsi sebagai tempat Bonel tersebut.
Dari Bonel, Linda bertutur, anak dapat belajar mengenai bentuk, warna, dan huruf. Selain itu, orang tua yang kreatif juga dapat menggunakan Bonel sebagai media bercerita karena benda dan hewan Bonel dibuat semirip mungkin dengan bentuk aslinya, yaitu dari segi warna dan bentuk. Linda mempraktekkan sendiri kepada anak-anaknya yang masih balita, yaitu mengenalkan abjad dengan media Bonel. Walhasil, anaknya yang berusia 3 tahun kini sudah hafal ke-26 abjad A-Z dari Bonel tersebut.
Linda dan kedua anaknya, Kamal dan Sarah
Sejak April 2010, sudah ada 12 ibu-ibu yang ikut dalam ‘mentoring keterampilan’ binaan Linda. Linda membuat target dalam 10 kali pertemuan para ibu tersebut sudah dapat membuat hasil karya flannel yang bagus. Rupanya, Allah swt berkehendak lain, belum sampai 10 kali pertemuan, datang order pesanan, bahkan hingga 17 paket. Ibu-ibu pun semakin bersemangat untuk belajar dan menyelesaikan orderan tersebut.
Yang Penting Planning & Impian, Soal Modal Belakangan
Bagi Linda yang berlatar pendidikan Sarjana Ekonomi ini, modal tidak selalu yang utama. Yang penting, perencanaan yang matang dan impian terhadap usaha tersebut. Sebelum berbisnis flannel, Linda juga pernah berbisnis katering, membuka toko obat, dan menjual berbagai barang dagangan. Namun diakui Linda yang sempat mengenyam S2 jurusan Marketing ini, dirinya lebih suka membuat proposal dibanding harus bergelut dengan kerajinan tangan dan keterampilan. Akan tetapi, lagi-lagi, Allah swt-lah yang menunjukkan jalan untuknya agar dapat memberdayakan ibu-ibu dan lebih bermanfaat untuk orang banyak lewat bisnis flannel tersebut.
Dengan modal Rp150 ribu, Linda memulai usahanya sendiri. Selain Bonel yang jadi produk unggulannya, Linda juga berkreasi dengan membuat gantungan kunci, bros, kerudung anak berhias flannel dengan motif hewan dan buah-buahan. Kini, Linda pun mulai mencoba memperluas segmen, yang tadinya hanya balita dan anak usia TK, sekarang meningkat ke anak usia SD, remaja, bahkan para muslimah dewasa, yaitu dengan kreasi bros dari kawat yang dirancangnya sendiri. Harga produk bikinan Linda pun bervariasi, mulai dari Rp2.500,- hingga Rp250 ribu (paket Bonel).
Jilbab kreasi flannel buatan Linda
Soal pemasaran, meski masih terkendala dalam pembuatan logo, Linda cukup beruntung karena sudah ada yang berminat untuk memasarkan lewat internet. Biasanya, Linda memasarkan produknya dengan berkeliling dari bazaar ke bazaar, atau menitipkan di beberapa toko ternama di daerah tempat tinggalnya. Tahun depan, Linda berencana memantapkan lagi bisnisnya dengan memasang logo ‘TERAS’, menyebarkan brosur, dan meluaskan pemasarannya dengan berjualan online serta mendirikan toko offline dalam 1-2 tahun mendatang. Nama ‘TERAS’ dipilih Linda karena merupakan akronim dari ‘tempat kreasi’ sekaligus juga karena produknya dibuat di teras rumah Ibu RT.
Pesaing bagi Linda bukanlah satu masalah. Linda berkeyakinan, berjualan itu sebenarnya yang dijual adalah si pedagang, bukan produknya. Jadi, jika kita baik terhadap orang, pelanggan juga akan datang dengan sendirinya. Yang juga penting adalah strategi pemasaran yang unik dan berbeda dengan yang lain tentunya dibarengi dengan produk yang berkualitas. Linda juga mengantisipasi berbagai penjiplakan terhadap produk buatannya. Oleh karena itu, Linda juga berencana mendaftarkan merk dan produk buatannya di kementerian terkait untuk menghindari plagiarisme.
Meski usahanya baru berjalan setahun, Linda punya visi dan perencanaan yang matang terhadap usahanya. Pemberdayaan ibu-ibu tetap jadi perhatiannya dan terbukti, dengan usahanya tersebut, ibu-ibu di sekitar rumahnya dapat membantu suami dari segi ekonomi. Linda berharap, dengan semakin besar usahanya, semakin banyak ibu rumah tangga yang diberdayakannya dan semakin produktif.
Anda yang tertarik dan ingin memesan produk Bonel dan kreasi flannel buatan Linda dan ibu-ibu rumah tangga ini dapat menghubungi Linda Kusuma Dewi di 021-922 333 82. (ind)