Tidak hanya pada perusahaan, banyak agen-agen satanisme ini menelurkan simbol-simbolnya lewat logo Grup Band Musik, Logo Klub Sepakbola, merchandishe Piala Dunia hingga syair-syair puitis.
Sampai pada satu titik, penulis bertanya mendalam, kenapa Simbologi seperti “sebuah kepercayaan” dan harga mati bagi Doktrin Yahudi? Mungkin anda menganggapnya tak penting, tapi jangan salah, mereka memang justru memulai dari suatu yang “terlihat tak penting”.
Dan justru pada saat anda berfikiran seperti itulah sebagai titik awal bahwa anda sudah terkena pengaruhnya dan membuktikan bahwa anda adalah manusia yang tidak aware atau tak waspada.
Sebagai contoh, dulu orang masih banyak melihat wanita berjilbab dengan benar, saat beberapa mengikuti “mode tolol” dengan celana yang ketat dan terlihat aneh, wanita berjilbab juga mengikutinya.
Silahkan lihat sendiri, sangat tak sopan dengan balutan ketat, terlihat justru mirip tak pakai celana.
Mungkin ini hanya akan dipakai oleh yang beraliran “western” atau kebarat-baratan. Tapi jika dipakai oleh seorang yang religius apapun agamanya maka mode itu pastinya tak santun bagi budaya yang sudah begitu tinggi, Budaya Timur.
Namun karena adanya pembiaran, maka semakin bayak wanita berjilbab yang ikut memakainya, jutaan orang, dan pada akhirnya semua akan terlihat “biasa” walau sebenarnya tak biasa lagi. Disinilah terjadi “pergeseran penilaian, pergesaran intuisi dan (mungkin) otaknya juga ikut bergeser!
Maka disini penulis mencoba untuk tidak melihat dari perspektif teologi atau keagamaan, tapi penulis tertarik untuk mengkajinya dalam bingkai kajian psikologis. Sebuah hal yang masih jarang kita teliti. (ts/bersambung)
sumber: www.indocropcircles.wordpress.com