Salah satu juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan Presiden Palestina Mahmoud Abbas bersikeras melakukan “tindakan hukuman” terhadap Jalur Gaza, yang berarti ia “melanjutkan penolakannya” untuk menyelesaikan rekonsiliasi nasional.
Qassem menuduh Abbas menggunakan kebijakan separatis antara Gaza dan Tepi Barat dan Abbas berurusan dengan Gaza “seolah-olah bukan bagian dari rakyat Palestina.” Dia mengatakan bahwa tindakannya telah membuat situasi di Jalur Gazwa menjadi tragis.
Dia menekankan bahwa komite administratif yang dibentuk oleh Hamas baru-baru ini bertujuan untuk mengelola urusan jalur gaza “yang ditinggalkan oleh pemerintah konsensus Palestina.”
Ucapan Qassim muncul setelah sebuah pidato presiden Palestina, di mana dia membenarkan tindakannya terhadap Gaza, dengan mengatakan bahwa ini adalah “isyarat yang jelas bagi pimpinan Hamas bahwa keputusannya harus dibatalkan dan komite administratifnya harus dibubarkan.”
“Hamas harus memungkinkan untuk membentuk pemerintahan yang di setujui bekerja di Gaza dan harus melalui pemilihan umum,” kata Abbas dalam pidato di depan kader Fatah di Tepi Barat.
Abbas telah mengambil tindakan terhadap Jalur Gaza dalam beberapa pekan terakhir, mengatakan bahwa ini bertujuan untuk memaksa Hamas untuk mengakhiri pemekaran tersebut. Tindakan tersebut termasuk mengurangi gaji staf, menentukan beberapa orang untuk pensiun dini, dan mengurangi pasokan listrik.
Pada bulan Maret lalu, Hamas membentuk sebuah komite untuk mengelola urusan pemerintahan di Gaza, yang mendapat penghukuman dari pemerintah konsensus, namun gerakan tersebut membenarkan tindakannya karena menganggap “pemerintah yang tidak lagi melaksanakan tanggung jawabnya di jalur Gaza ini.” (Antl/jzr/hr)