Gus Umar Blak-blakan soal Qodari: Kenapa Dia Senaif Ini Sekarang?

eramuslim.com – Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Umar Hasibuan, melontarkan kritik pedas kepada pengamat politik Muhammad Qodari.

Menurut Gus Umar, sapaannya, Qodari terkesan terlalu percaya diri dalam prediksinya mengenai dinamika politik Indonesia, khususnya untuk Pemilu 2029.

“Qodari ini omongannya lama-lama kayak Tuhan,” ujar Gus Umar dalam keterangannya di aplikasi X @UnarSyadatHsb__ (28/11/2024).

Gus Umar memberikan sindiran seolah Qodari yang mengatur ritme politik yang terjadi di Indonesia.

“Seolah dialah yang mengatur republik ini dan seolah dia tahu apa yang akan terjadi di 2029,” cetusnya.

Umar mempertanyakan sikap dan pandangan Qodari yang dinilainya terlalu naif.

“Kenapa lah dia senaif ini sekarang?,” tandasnya.

Sebelumnya, Pengamat politik Muhammad Qodari menyebut bahwa Pilkada 2024, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah (Jateng), memiliki peran strategis sebagai batu loncatan menuju Pilpres 2029.

Menurutnya, siapa pun yang menang di dua wilayah ini berpotensi besar menjadi calon Presiden mendatang.

“Kalau mas Pram menang, maka calon lawannya Prabowo dan Gibran 2029 itu sudah ada. Namanya Pramono dan Anies atau Anies dan Pramono,” ujar Qodari dikutip dari unggahan akun Instagram @totalpolitikcom (22/11/2024).

Di sisi lain, kata Qodari, saat ini Megawati dan PDIP sedang mencari sosok yang bisa dijadikan jagoan pada Pilpres 2029 mendatang.

“Bagi PDIP, bagi ibu Mega, beliau mengatakan sedang mencari jago untuk 2029 dan jago untuk mendongkrak suaranya,” sebutnya.

Qodari menilai, jagoan yang diincar PDIP sejatinya ada di Jakarta dan Jawa Tengah (Jateng).

“Dan itu jagonya ada dua, pertama ini di Jakarta yang kedua di Jateng,” Qodari menuturkan.

Dengan posisi Jakarta sebagai pusat perhatian nasional dan Jateng sebagai basis kuat PDIP, hasil Pilkada 2024 diyakini akan memberi gambaran awal tentang peta politik menuju Pilpres 2029.

“Jakarta karena memang pusat perhatian masyarakat, pusat perhatian media di Jateng, track recordnya sudah terjadi, sudah ada polanya,” tambahnya.

Ia kemudian menarik contoh, Jokowi sebelumnya menjadi Gubernur DKI Jakarta lalu naik ke level Presiden. Begitupun Anies Baswedan berasal dari Jakarta meskipun pada akhirnya kalah.

“Saya gak ngomong menang kalah yah di Pilpres, tetapi siapapun yang jadi Gubernur Jakarta potensial menjadi calon Presiden 2029 yang akan datang,” Qodari menerangkan.

Melihat jejak politik tersebut, Qodari meyakini bahwa jika Pramono Anung bisa menang dan menjadi Gubernur DKI Jakarta, maka dia bisa saja masuk ke bursa calon Presiden (Capres).

“Nah dalam konteks itulah kemudian maka Pram ini proyeksinya adalah calon presiden 2029 kalau nanti ternyata menang di Jakarta,” imbuhnya.

Diakui Qodari, Jateng yang merupakan basis PDIP selama ini ditambah belajar dari pengalaman Pilpres 2024, pada dasarnya bagian dari jalur menuju Pilpres.

“Lihat pengalaman Ganjar Pranowo, jadi memang yang terjadi pada hari ini, nanti coblosan 27 November, khususnya untuk Jakarta dan Jateng bukan semata-mata Pilkada,” tandasnya.

Qodari menekankan kembali, Pilkada Jateng dan DKI Jakarta merupakan sebuah proyeksi menuju pertarungan Pilpres 2029.

“Itu adalah proyeksi menuju Pilpres 2029 yang akan datang,” kuncinya.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar