Eramuslim.com – Meski trailer-nya di YouTube konon ditonton ratusan juta orang (konon, karena jumlah view di youtube bisa dipesan), pre-sale tiketnya diserbu, dan bukunya terjual lebih dari 100 juta kopi, ternyata tidak semua orang antusias menanti Fifty Shades of Grey movie.
Mengutip Time, para aktivis antikekerasan berusaha membangun gerakan lewat media sosial. Alih-alih mencuitkan fakta menarik tentang film, mereka justru mendorong orang mengalokasikan uangnya untuk kegiatan amal dibanding menonton Fifty Shades of Grey. Aktivis antikekerasan domestik memopulerkan tagar #50DollarsNot50Shades dan #50ShadesIsAbuse untuk menentang film itu.
Para aktivis berusaha menyadarkan masyarakat, ketimbang menonton film yang penuh kekerasan terhadap perempuan dan sarat porno aksi, akan jauh lebih baik menyumbangkan US$ 50 atau Rp 629 ribu untuk melindungi korban kekerasan domestik.
“Hollywood tidak butuh uang Anda. Perempuan korban kekerasan yang membutuhkannya,” demikian kampanye yang digalakkan para aktivis itu.
Ruth Glenn, Direktur Eksekutif Koalisi Nasional Melawan Kekerasan Domestik mengatakan, “Kami menyadari itu hanya film. Tapi kami juga menyadari itu didukung banyak perempuan. Hal yang kami pedulikan tentang Fifty Shades of Grey adalah setiap kali orang menjalankan gaya hidup itu, belum pasti merupakan pilihan.”
“Orang-orang sangat terganggu dengan film ini karena berpotensi memuja perilaku kasar dan menguntit. Jadi mereka bahagia punya kesempatan melakukan sesuatu positif untuk membantu meminimalisasi kerugian yang ditimbulkan,” kata salah satu penggagas kegiatan itu pada Washington Post, mendukung Glenn.
Pusat Nasional untuk Eksploitasi Seksual yang juga mendukung, menambahkan bahwa perempuan yang sesungguhnya di dunia nyata, tidak berakhir seperti Anastasia. Di dunia nyata, “Mereka sering berakhir di lembaga perlindungan perempuan, dalam pelarian selama bertahun-tahun, atau meninggal,” kata Pusat Nasional untuk Eksploitasi Seksual yang mensponsori kegiatan itu, dikutip Time.
Baru digagas, sampai Kamis (5/2) laman Facebook kampanye menentang film yang rilis 13 Februari 2015 itu sudah disukai hampir lima ribu orang.(rz)