Gempa di Turki Alami? Ada Kilatan Cahaya di Langit Sebelum Gempa

Dugaan adanya gempa by design sebetulnya sudah berlangsung sejak lama. Sebuah portal nasional Viva.co.id edisi 4 Februari 2020 bahkan pernah menurunkan berita dengan judul cukup sangar: Geger As Punya Senjata Rahasia Pemicu Gempa Bumi.

Orang-orang pun tak heran mengait-ngaitkan bencana gempa bumi di Turki dengan teknologi tersebut.

Mereka menyebut teknologi tersebut dengan HAARP, yang saat ini dimiliki negeri adidaya Amerika Serikat (USA).

Kenapa orang mengaitkannya dengan USA? Ini pertanyan umum yang rasional.

Para peminat teori perang lantas mengaitkannya dengan hubungan yang mesra antara Turki dan Rusia.

Kendati Turki masuk ke dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tetapi Turki tidak secara rigid menentang Rusia yang saat ini tengah berperang dengan Ukraina.

Di mana, negara-negara Barat dan NATO di bawah kepemimpinan Amerika, bberada di pihak Ukraina yang dengan intensif mengirim bantuan senjata dan logistik.

Namun Turki, di bawah Erdogan bahkan menyatakan hubungan dengan Rusia yang terjalin erat, baik dengan kerjasama ekspor-impor maupun dalam penangangan bersama konflik di Suriah.

Terbaru, Turki menunda dukungannya terhadap Swedia yang berkeinginan bergabung dengan NATO.

Turki mengaku tersinggung dangan aksi pembakaran Alquran oleh politisi sayap kanan Swedia, Palludan.

Faktor-faktor inilah yang kemungkinan menjadi asumsi dasar bahwa Turki dianggap berseberangan dengan kepentingan NATO. Turki seolah diperingatkan Barat dengan bencana gempa tersebut.

Apa itu HAARP? Halaman Wikipedia menulis HAARP adalah akronim High-Frequency Active Auroral Reasearch Programm (Program Penelitian  Aurora Aktif Frekuensi Tinggi.

Program HAARP ini merupakan program penelitian dan pemanfaatan lapisan ionosfer yang didanai secara bersama antara Angkatan Udara Amerika, Angkatan Laut Amerika, Universitas Alaska, serta Defense Advanced Project Agency (DARPA).

Stasiun HAARP berada di lahan milik angkatan udara AS dekat Gakona, Alaska.