Rakyat Turki, termasuk para pemimpin politik di negara itu, memberikan penghormatan terakhir mereka pada hari Selasa kemarin (1/3) terhadap mantan Perdana Menteri Necmettin Erbakan, pendiri gerakan modern Islam di negara itu, yang meninggal pada hari Minggu lalu.
Suasana penuh haru di Masjid Fatih Istanbul dan penjaja keliling menjual syal yang dihiasi dengan pesan "Mujahid Erbakan", rakyat Turki menganggap Erbakan sebagai seorang prajurit suci, pada saat sebagian pelayat meneriakkan "Allahu Akbar" melepas kepergian Erbakan.
Perdana Menteri Tayyip Erdogan dan Presiden Abdullah Gul, yang keduanya "murid" Erbakan, bergabung dengan para pemimpin lainnya untuk melaksanakan shalat jenazah di depan keranda yang diletakkan di halaman masjid dan terbungkus dengan kain hijau yang dihiasi dengan ayat-ayat Alquran.
Jalan-jalan, atap dan balkon rumah di sekitar masjid penuh sesak dengan laki-laki mengenakan penutup kepala, dan perempuan, baik yang berjilbab ataupun tidak memakai jilbab – memberikan tanda hormat mereka kepada Erbakan. Beberapa pelayat membawa bendera Palestina.
Diperkirakan ada ratusan ribu orang yang berada disekitar masjid.
"Erbakan adalah seorang jenius," kata seorang mahasiswa bernama Thalhah Celik (17 tahun), saat ia mengikatkan pita hijau di kepalanya. "Meskipun mereka memiliki perbedaan-perbedaan di antara mereka, Erdogan mengikuti jalannya."
Erbakan, yang meninggal karena gagal jantung di rumah sakit Ankara dalam usia 85 tahun, merintis politik Islam di Turki dan membuka jalan bagi keberhasilan berikutnya dari Erdogan dengan partai AKP nya.
Partai Erdogan telah mendominasi politik Turki selama sepuluh tahun terakhir, sedangkan partai Erbakan, yang lebih kental akar Islam-nya, mendapat dukungan terbatas.
Perwakilan dari 60 negara, termasuk Mesir, India, Pakistan dan Indonesia juga menghadiri pemakaman Erbakan.
Erbakan mencapai puncak keberhasilannya pada tahun 1996 ketika ia menjadi perdana menteri pertama dari kalangan Islam dalam sejarah modern Turki setelah partainya memenangkan pemilu tahun 1995.
Setelah satu tahun berkuasa, militer yang kuat memaksanya untuk mengundurkan diri, militer khawatir pemerintahan Erbakan akan membawa Turki menjadi Islam dan mengganti Turki yang sekuler.
Pengadilan tinggi negara melarang Partai Kesejahteraan Erbakan pada Januari 1998 untuk kegiatan anti-konstitusional, menyita aset dan melarang anggota partai Erbakan dan lainnya dari politik selama lima tahun.
"Rezim tua itu tidak mentolerir dirinya dan menutup partainya. Tapi ia membuka jalan bagi generasi baru," Kata Ali Sever, seorang pria 76 tahun ketika ia berdiri di antara para pelayat.
Pada saat perwira militer, termasuk Jenderal Hayri Kivrikoglu, komandan Angkatan Darat Turki, bergabung dengan jemaat di dalam masjid, anggota partai Erbakan meneriakkan: "Laa Ilaha Ilallah, Allahu Akbar."
Erbakan meletakkan dasar-dasar gerakan Islam pada tahun 1970, membangun sebuah partai yang menarik penduduk pedesaan konservatif dan warga perkotaan miskin di negara itu di mana agama secara resmi dikeluarkan dari kehidupan politik.
Dia juga telah dilarang dari aktivitas politik, bersama dengan politisi lain, setelah kudeta tahun 1980.(fq/wb)