Melihat perkembangan di Timur Tengah yang semakin panas, sejak runtuhnya rezim Ben Ali di Tunisia dan menyusul Hosni Mubarak di Mesir, membuat pengurus cabang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bekerja sama dengan masjid Al Mudzakarah menggelar seminar tentang "Pergolakan Politik Timur Tengah, Bagaimana nasib Umat Islam ke depan?" pada Ahad (27/3) di masjid Al-Mudzakarah jalan H. Baing, Kampung Tengah, Kramatjati.
Acara yang menampilkan dua pembicara ini dipenuhi oleh kalangan muda HTI. Pembicara pertama KH. M. Shiddiq Al-Jawi dari DPP HTI mengupas tentang sisi positif dan negatifnya pergolakan politik di Timur Tengah. Sisi positifnya adalah tumbangnya penguasa dzolim yang hanya mementingkan keluarga dan kerabatnya tanpa peduli kepada rakyatnya sehingga terjadi ketimpanmgan sosial. Sisi negatifnya adalah bergeraknya rakyat bukan didasari motivasi spiritual atau dorongan Aqidah Islam, tapi lebih karena faktor materi, seperti pengangguran dan kemiskinan.
Menurut Kyai Shiddiq HTI berjuang tidak dengan kekerasan, tapi dengan perang pemikiran. Di sisi lain, Ustadz Sigit Pranowo sebagai pembicara kedua lebih menyoroti pentingnya persatuan umat dengan menghilangkan perasaan bahwa kelompoknya yang paling benar atau fanatik terhadap golongan/kelompoknya. Juga pentingnya ilmu, karena dengan ilmu kita bisa memahami persoalan. Apalagi ilmu itu diamalkan. (mzs)