Ketika kami sedang serius rapat dengan teman-teman di Yayasan setiap Sabtu ba’da Subuh, tiba-tiba telpon bergetar. Ternyata, istri saya yang nelpon mengabarkan Ustadzah Yoyoh Yusroh wafat karena kecelakaan di daerah Cirebon pada Sabtu (21/5) dinihari pukul 03.30 waktu setempat. Belum hilang rasa tak percaya mendengar kabar tersebut, tiba-tiba masuk beberapa pesan singkat yang mengabarkan hal serupa. “Assalamu’alaikum…Innalillaahi wa inna ilaihi roji’un, telah berpulang ke rahmatullah ustadzah Yoyoh Yusroh hari ini (Sabtu, red) pukul 03.30 di RS Mitra Keluarga Plumbon, Cirebon. Karena kecelakaan di tol Palikanci dalam perjalanan Jogja-Jakarta. Mohon do’anya juga bagi ustadz Budi Darmawan, Ayyasy, Umar, Bunyamin, Hanafi dan Sholah yang juga dirawat di RS Mitra Keluarga Plumbon Cirebon. Beliau adalah dewan Pembina JISC”, begitu pesan singkat yang tertulis di hp saya”. Lalu saya bacakan berita tersebut di forum rapat itu. Kamipun semua tersentak seperti tidak percaya.
Usai rapat saya pun langsung bergegas pulang untuk mengambil perlengkapan “perang”saya menuju rumah duka di Komplek Perumahan DPR RI di Kalibata untuk mengabadikan peristiwa tersebut. Ternyata di Kalibata sudah dipadati para pelayat yang umumnya kader Partai Keadilan Sejahtera yang sudah menunggu jenazah aktivis dakwah da’iah ini. Diantara mereka hadir pula Menteri Agama RI Suryadharma Ali, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dan Menteri Riset dan Teknologi Suharna serta mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adiyaksa Dault. Tak lupa tokoh sentral PKS yaitu Hilmi Aminuddin. Ketua Majelis Syuro, dan Anis Matta beserta para anggota dewan dari fraksi PKS. Mereka berbaur denga jama’ah yang memadati masjid Komplek DPR dengan raut muka kesedihan, merasa kehilangan seorang kader dakwahnya.
Menjelang dzuhur, usai dimandikan dan dikafani, jenazah pun diusung dari rumah duka ke dalam masjid untuk disholati oleh para kader PKS dan pelayat lainnya yang sudah menunggu sejak pagi. Sholat dilakukan dalam 2 kloter, karena tempat yang tidak sanggup menampung jama’ah yang membludak, yang berdatangan dari berbagai penjuru Jabodetabek.
Sebelum jenazah dibawa ke mobil ada acara sambutan dari keluarga yang disampaikan oleh petinggi PKS, Hilmi Aminuddin dan wakil dari DPR yang disampaikan Wakil Ketua DPR RI, Anis Matta. “Almarhumah adalah kader terbaik jama’ah PKS yang telah menunaikan tugas dakwahnya seperti ayat yang tadi saya bacakan (QS. Al-Ahzab [33] : 23, red.) man qodhoo nahbahu u(orang yang telah wafat/gugur) dan kita adalah waminhum man yantadzir (dan di antara mereka ada yang menunggu-nunggu)”, ujar Hilmi dalam sambutannya. Pukul 13 lewat, jenazah almarhumah dimasukkan ke dalam mobil ambulance untuk dibawa ketempat peristirahatan terakhirnya di pemakaman di daerah Tangerang. Almarhumah meninggalkan seorang suami dan 13 anak.
Almarhumah adalah sosok yang bersahaja, yang ramah kepada setiap orang yang dikenalnya. Tidak memandang status sosialnya, walaupun beliau sudah menjadi anggota dewan dalam tiga periode. Dalam kiprahnya sebagai anggota dewan di Komisi 1 dengan nomor anggota A-64 ini, almarhumah telah berjuang untuk rakyat Palestina di forum-forum Internasional. Sehingga tak salah bila ustadz Ferry Nur menyebutnya Pembela Palestina dan Al-Quds. Adakah di antara ukhti sholihah yang bisa menggantikan peran beliau di masa datang? Begitu banyak pelajaran dari beliau yang kita bisa ambil dan diamalkan. Selamat jalan murobiyah, selamat jalan ustadzah… Semoga kita bisa bertemu di surga-Nya Allah kelak. (mzs)