Foto

Untuk mencapai lokasi Masjid Muammar Qaddafy memang lumayan lelah, menempuhnya dengan motor dari Jakarta yang memakan waktu sejam lebih.

Betapa banyak rakyat miskin yang menderita di negeri ini tanpa ada perhatian dari mereka yang berkuasa. Mereka diperhatikan ketika menjelang Pilkada atau Pilpres.

Majelis yang diprakarsai oleh ustadz Sigit dan kawan-kawannya di Condet ini bertujuan untuk mengentaskan buta huruf Al Qur’an di lingkungan setempat.

Sementara sebagian orang disibukkan dengan urusan lebaran, sebagian anak muda di kawasan jalan Bangka yang mengurusi masjid Al Hikmah menggelar tarawih sekaligus khataman Qur’an.

Umat Islam di beberapa belahan dunia, termasuk pengerahan massa di Turki turun ke jalan, hanya beberapa waktu setelah pelaksanaan salat Jumat terakhir bulan Ramadhan tahun 2010.

Memasuki usianya yang ke-17, Dompet Dhuafa (DD) kemarin sore, 2/9, mengadakan talkshow di jakarta. Acara ini dimaksudkan untuk membumikan zakat, sehingga zakat menjadi gerakan yang massive di masyarakat, karena zakat pernah membuktikan telah menjadi faktor penting dalam mengatasi kemiskinan.

Tim Komando Rescue Dompet Dhuafa yang diberangkatkan Senin (30/8) lalu, langsung melakukan aktivitas di lokasi bencana banjir sesampainya di Pakistan. Tim ini membawa bantuan dari masyarakat Indonesia.

Terry Jones bukan saja berencana membakar mushaf Al Qur’an, tapi beliau juga telah menghina dan mencerca Islam dengan menyatakan bahwa “Islam adalah setan, yang menyebabkan jutaan orang masuk neraka dan Islam adalah agama menipu, agama kekerasan dan itu terbukti,” begitu kata pendeta Terry Jones sebagaimana dikutip BBC awal pekan ini.

Foto Kegiatan I’tikaf di Masjid Muammar Qaddafy Sentul, Bogor hari pertama yan diisi dengan tarawih, taddarus quran, serta kajian kitab tazkiyatun nufus oleh ustadz Fathuddin Jafar.

Ketua Tim Pembela Muslim, Munarman (kanan) yang sekaligus anggota FPI didampingi Sekretaris jendral Forum Umat Islam, KH. Muhammad Al Khathtath (kiri) dan anggota FUI lainnya, memperlihatkan foto 2 orang korban Densus 88 yang ditembak mati di Cawang dan jenazahnya dikubur di Pondok Rangon dengan inisial MR X pada saat menyampaikan surat terbukanya yang bertajuk “Menolak Rekayasa Terorisme” di hadapan anggota Komisi III DPR RI