Foto

Karena tidak ada penyelesaian yang terbaik yang dilakukan para petinggi PKS terhadap kasusnya, Yusuf Supendi kemarin siang (21/3) mengadukan para petinggi PKS atas tindakan penggelapan dana dan kasus daging sapi bermasalah.

“Kami ingin mengembangkan dan menghidupkan pemikiran Syekh Abdul Qodir Jaelani di sini”, ujar Syekh Muhammad Fadhil. Pria yang kini tinggal di Turki bersama keluarganya ini juga mengembangkan hal yang sama melalui madrasah milik keluarga.

Belum jelasnya keputusan Pemerintah terhadap jemaat Ahmadiyah, padahal sudah banyak bukti yang menguatkan bahwa Ahmadiyah sesat. Untuk itu kemarin pagi (11/3) diadakan diskusi yang bertema “Ahmadiyah Berulah, Umat Islam Difitnah, tinjauan kritis eksistensi Ahmadiyah dalam perspektif hukum dan Ham”.

Untuk mengenalkan keturunan dan pemikiran Syeikh Abdul Qadir Jailani, kemarin siang (9/3) diadakan bedah Tafsir Al-Jailani di Institut Ilmu AlQur’an Jakarta yang diselenggarakan oleh Al-Jaelani Center Asia Tenggara.

Momentum awal tahun 2011 yang seharusnya diisi dengan optimisme dan antusiasme untuk menuju Indonesia yang lebih baik, tercederai dengan banyaknya gonjang-ganjing politik, hukum, sara dan lainnya yang terlalu banyak kalau disebutkan satu persatu.

Pemerintah, selasa sore (8/3) Penerbit Lentera Hati menggelar acara Talkshow sekaligus peluncuran buku karya perdana Muchlis M. Hanafi, “Menggugat Ahmadiyah: Mengungkap Ayat-ayat Kontroversial dalam Tafsir Ahmadiyah” di Panggung Utama Islamic Book Fair (IBF) 2011 Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Para saksi mata mengatakan bahwa pemberontak pada saat yang sama mempersiapkan diri mereka dengan senjata dan peralatan yang memadai untuk mempertahankan kota dari serangan pasukan Gaddafi.

Bercumbu Dengan Konflik

Menindak lanjuti pembicaraan di Istana Negara kemarin, Forum Umat Islam
(FUI ) yang diwakili oleh sejumlah ulama, kemarin siang (2/3) diterima oleh
Menteri Agama RI Suryadharma Ali di Kantor Kementerian Departemen Agama
(Depag) RI, Jl. Lapangan Banteng, Jakarta.

Suasana penuh haru di Masjid Fatih Istanbul dan penjaja keliling menjual syal yang dihiasi dengan pesan “Mujahid Erbakan”, rakyat Turki menganggap Erbakan sebagai seorang prajurit suci, pada saat sebagian pelayat meneriakkan “Allahu Akbar” melepas kepergian Erbakan.