Sudah saatnya Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam segala hal, jangan mau diperbudak dan disetir oleh bangsa asing. Mandiri dalam masalah politik, ekonomi dan budaya sudah sepatutnya diterapkan oleh masyarakat kita.
Dalam berpolitik, bangsa kita tidak boleh terpengaruh oleh negara asing, begitu juga soal biaya bernegara yang seharusnya menjadi tanggungan kita. Jangan terus mengiba bantuan dari negara lain. Demikian halnya perekonomian, sudah sejak lama masyarakat kita dikendalikan oleh sistem ekonomi kapitalis neo liberalis, yang sudah jelas menyulitkan kaum tidak mampu. Solusi untuk masalah itu, Indonesia wajib keluar dari sistem tersebut beralih segera menjadi memberdayakan dan mempopulerkan ekonomi usaha rakyat.
Sedangkan, mandiri dalam kebudayaan, kita tunjukkan dengan cara memelihara nila-nilai budaya bangsa yang luhur, tanpa sedikit atau banyak mengadopsi budaya barat. Dengan mempertahankan budaya bangsa, berarti secara tidak langsung kita memperkuat karakter identitas negara.
Untaian kalimat-kalimat tersebut tertuang dalam kongres 100 tokoh Indonesia yang berlangsung di Hotel Sahid Jakarta, Senin (25/7). Acara yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa bekerjasama dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggagas “Kongres Kemandirian Indonesia 2011”.
Ke-100 tokoh yang hadir tersebut mempunyai latar belakang berbeda, seperti, cendikiawan, budayawan, politisi, praktisi,ekonom dan akademisi. Di antara mereka ada Parni Hadi dan Komaruddin Hidayat. Mnh/MZS