Setelah tertunda sepekan, akhirnya Forum Wartawan Indonesia (FWI) menggelar aksi keprihatinan atas kekerasan yang dilakukan terhadap wartawan/jurnalis di dunia Arab saat meliput demonstrasi anti pemerintah dalam dua bulan terakhir ini.
Aksi yang berlangsung usai sholat jum’at (8/4) ini diadakan di bunderan HI, tempat yang strategis untuk melakukan demo, berlangsung damai. Aksi ini sebagai rasa solidaritas sesama wartawan untuk menyuarakan haknya, karena menurut catatan organisasi wartawan Internasional lebih dari 70 insiden kekerasan fisik terhadap wartawan sejak kemelut politik terjadi di Libya pada 17/2 lalu, termasuk 2 orang tewas, 41 wartawan ditahan dan 11 lainnya mengalami kekerasan fisik.
Di antara sekian banyak korban terdapat tiga orang wartawan Aljazeera yang masih ditahan di Libya, mereka adalah Ahmad Val Ould Eddin kelahiran Mauritania yang bergabung di Aljazeera sejak 2008. Kemudian Kamel Al Tallou (43), seorang dokter lulusan Tripoli yang baru bergabung dengan Aljazeera pada saat awal revolusi di Libya. Yang lainnya adalah Jihad Ammar Al-Hamdan, juru kamera Norwegia yang multikultural kelahiran Baghdad 1977, yang mempunyai akar Palestina dan dibesarkan di Oslo. Ammar baru bergabung dengan biro AlJazeera di Oslo sejak tahun lalu.
Sementara wartawan Aljazeera yang sempat ditahan dan sudah dibebaskan adalah Lutfi Al Masoudi (34) yang bergabung dengan Aljazeera dari CNBC Dubai pada Maret 2007 sebagai presenter di AJSport.
Pada Aksi ini para pendemo meneriakkan "Hentikan Kekerasan Terhadap Wartawan", disambung dengan aksi teaterikal yang menggambarkan kekerasan terhadap wartawan. (mzs)