Warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza menandai peringatan ke-63 terusirnya ratusan ribu rakyat Palestina dari tanah air mereka pada hari Minggu kemarin (15/5), dengan melakukan acara-acara di sekolah, pawai, serta aksi demonstrasi.
Acara berpusat pada seruan untuk kembali kepada para pengungsi Palestina, yang melarikan diri atau diusir dari rumah mereka setelah pembentukan negara Israel pada 1948, agar hak mereka untuk kembali ke rumah segera direalisasikan.
Pengungsi, banyak dari mereka pada waktu itu mengunci pintu rumah dan membawa kunci rumah mereka ketika mereka melarikan diri untuk menyelamatkan diri dari pertempuran, menjadikan kunci sebagai simbol pada peringatan Hari Nakba, mengingatkan niat mereka selama 63 tahun untuk bisa pulang ke tanah air mereka.
Yerusalem dan Masjid Al-Aqsha juga menjadi simbol peristiwa hari itu, menandai pemisahan Yerusalem dari Tepi Barat pada 1980-an, dan pembangunan tembok pemisah Israel, mencegah warga Palestina dari mengakses keluarga, teman, lembaga dan situs keagamaan di kota suci, yang diharapkan menjadi ibukota negara Palestina.
Para pengunjuk rasa berpawai secara massal ke tempat wisata yang melambangkan pendudukan Israel di Palestina, di mana demonstran menyerukan diakhirinya kehadiran militer di Tepi Barat, dan pengepungan di Gaza.
Aksi Protes berujung bentrok dengan militer Israel, beberapa orang tewas dan ratusan lainnya terluka di wilayah tersebut.(fq/mna)