Perkembangan demokrasi Indonesia pasca Orde Baru tidak semata menjanjikan namunjuga memberikan harapan bagi munculnya eksemplar baru demokrasi dari negara berpenduduk muslim terbesar di dunia ini. Kini, sudah 13 tahun negara ini berada dalam kisaran reformasi dan demokratisasi. Namun harapan bahwa demokratisai politik itu akan melahirkan pemerataan kesejahteraan dan kepastian keadilan, khususnya kelas menengah ke bawah, menjadi kian menipis.
Demokrasi telah dibajak oleh segelintir kelompok justru atas nama demokrasi itu sendiri. Jadilah demokrasi tanpa kepastian hukum dan tanpa pemerintahan yang efektif. Rakyat nyaris kehilangan kepercayaan bahkan harapan kepada pemerintah. Berpijak dari kondisi di atas, Maarif institute meluncurkan Jurnal Maarif dengan topik utama “Demokrasi Yang Dibajak”, kumpulan tulisan dari berbagai tokoh dan wartawan senior, dilanjutkan dengan diskusi.
Adapun peluncuran dan diskusi Jurnal Maafir yang digelar pada Senin (2/5) kemarin menghadirkan Fajar Riza Ul Haq (Direktur Ekskutif Maarif Institute), Rocky Gerungan (Penulis) dan Yudi Latief (Pengamat Politik) sebagai pembicara. Syafii Maarif hadir pada acara tersebut untuk memberikan pengantar diskusi. (mzs)