Hilang atau sengaja dihilangkannya figur Rasulullah SAW sebagai teladan bagi umat, mulai terasa saat ini. Kurikulum pendidikan yang meniadakan mata pelajaran Siroh Nabawiyah (sejarah hidup Nabi SAW) merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan untuk hal tersebut di atas. Bukan saja di sekolah-sekolah umum yang meniadakan mata pelajaran Siroh Nabawiyah, tapi di sekolah-sekolah Islam juga serupa. Sehingga, tidak heran bila banyak anak-anak umat Islam tidak mengenal kisah hidup nabinya, Rasulullah SAW, apalagi mau meneladaninya.
Rupanya, itulah yang melatarbelakangi Komunitas Siroh Indonesia pimpinan Budi Ashari, alumnus Universitas Madinah, pakar parenting Nabawiyyah mengadakan kajian tentang bagaimana konsep dan aplikasi kehidupan kelurga Rasulullah SAW. Di mana bisa dilihat sebuah potret gambaran keluarga ideal yang bias menjadi acuan bagi para kelurga muslim saat ini, khususnya para da’i ilallah.
Acara yang rencananya akan diadakan setiap bulan ini, pada Sabtu (14/5) menggelar kajian perdananya di Padepokan Pencak Silat TMII dengan tema "Inspirasi Rumah Cahaya", yang menghadirkan Budi Ashari dan Lara Fridani (Dosen Pendidikan Anak Usia Dini UNJ).
Banyak cerita dari pengalaman keduanya ketika terjun di masyarakat. “Di Pasuruan ada sekolah Islam yang tidak membebankan hafalan Qur’an kepada anak didiknya lantaran usulan dari konsultan pendidikannya,” begitu cerita Budi Ashari ketika menyampaikan pengalamannya. Padahal dalam sejarah, para sahabat senior mendidik anak-anaknya dengan mengajarkan Qur’an dan Siroh atau Sunnah Nabi SAW. Maka, tidak heran bila para sahabat junior sudah hafal Qur’an sejak dini.
“Kekuatan Iman atau Aqidah obat yang paling ampuh bagi seseorang, bila ini sudah ditanamkan sejak dini, Insya Allah akan berguna bagi anak ketika dia dewasa. Ini yang dialami anak saya ketika menghadapi teman-temannya yang non muslim ketika kuliah di Australia,” begitu ujar Lara, kandidat Doktor Monash Universty.
Jadi, kajian-kajian seperti ini rasanya perlu digiatkan kembali, agar generasi mendatang tidak salah langkah dan kehilangan arah dalam menapaki kehidupan ini. Wallahu ‘alam. (mzs)