Sebagai rasa peduli dan perhatian terhadap generasi muda, Majelis Qur’an AlHusna mengadakan kegiatan masuk sekolah melalui para alumninya untuk penyuluhan dan penyadaran masalah bahaya NAZA dan Pergaulan Bebas di kalangan generasi muda.
Acara yang baru pertama kali dilakukan ini merupakan rangkaian kegiatan Ramadhan Ceria Majelis Qur’an AlHusna yang dikomandani oleh Heri Herlambang (alumni SMAN 62, red.). Dan untuk kali ini pilihan bekerjasama dengan pihak sekolah dijatuhkan ke SMAN 62, yang kebetulan pada Jum’at ini (19/8) mengadakan sanlat yang rutin dilakukan setiap bulan Ramadhan.
Acara yang bertemakan “Bahaya NAZA dan Pergaulan Bebas” ini digelar pada Jum’at (19/8) di halaman SMAN 62 ini dibuka oleh Muhammad Yatim, Kepala SMAN 62. “Saya sangat berterimakasih kepada MQ AlHusna yang mau bekerjasama dengan kami,” tuturnya.
“Ini merupakan kerinduan kami untuk menengok adik-adik dan guru kami sekaligus memberikan penyuluhan tentang bahaya NAZA dan Pergaulan Bebas,” ujar Hendri mewakili MQ AlHusna yang merupakan alumni 62 angkatan 92.
Acara yang dipandu oleh Fandi (alumni 62 juga) ini menghadirkan tiga pembicara. Ada Bang Muhammad Yulius, penulis skenario Sang Murobbi dan Mahakasih, yang mengupas bahaya NAZA dan pergaulan bebas dari sisi selebriti. Karena lingkungan pergaulan artis yang tidak lepas dari kedua hal di atas beserta pengungkapan data-data selebriti Indonesia pengguna dan korban NAZA. “Kelihatan dari luar kehidupan artis itu menyenangkan, padahal kenyataannya tidak,” ungkap Yulius
Ada drg. Wahyu, staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, yang mengupas bahaya obat-obatan dan zat adiktif lainnya dari kacamata seorang dokter, berikut data dan jenis obat-obatan berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. “Narkoba itu sangat merusak, maka jangan sekali-kali mencobanya,” tutur Wahyu, dokter gigi yang memilih menjadi dosen.
Yang ketiga adalah ustadz Sigit Pranowo Lc, ustadz muda yang hafal Qur’an ini juga merupakan pimpinan MQ AlHusna. Beliau membahasnya dari sisi syariah Islam dengan memberikan dalil-dalil dari Qur’an dan Hadits. “Makanya ayatnya jangan dekati zina, bukan jangan lakukan zina,” ujar bapak empat anak ini.
Namun sayang, acara ini terlalu singkat, karena harus terpotong untuk sholat Jum’at. Padahal para siswa/siswi yang hadir masih antusias untuk mengetahui lebih jauh tentang bahaya NAZA dan Pergaulan Bebas. (mzs)