Financial Times : “Sejarah Menunjukkan “Ikhwan” Adalah Pemikiran yang Tidak Akan Mati Oleh kekerasan”

ikhwanSurat kabar Inggris “Financial Times” pada hari Rabu, menerbitkan sebuah laporan dimana dinyatakan bahwa pembacaan sejarah selama ini menunjukkan kemampuan Ikhwanul Muslimin untuk kembali ke panggung politik Mesir.

Surat kabar itu menunjukkan, Ikhwan akan kembali sebagaimana kembalinya Erdogan  ke tampuk pemerintahan di Turki tahun 2002, setelah dipenjarakan oleh pemerintahan Sekuler Turki, serta gerakan “An-nahdoh” Tunisia yang kini menjadi kekuatan politik terbesar di Negara ini melalui pemilihan yang adil pertama kalinya setelah puluhan tahun berada dalam penindasan.

Dalam analisa itu dinyatakan,”Ikhwanul Muslimin di Mesir telah mengalami penindasan berulang kali selama Sembilan dekade. Tetapi mereka tetap mampu bertahan. Mengutip perkataan Shadi Hamid, peneliti di pusat Brookings Doha, “Ikhwanul Muslimin tidak hanya sekedar Organisasi melainkan sebuah pemikiran,…ia adalah sebuah sekolah untuk pemikiran dan pandangan terhadap dunia, dan sangat sulit untuk menghancurkan sebuah pemikiran.”

Disebut juga bahwa pemerintahan kudeta sekuler dan para sponsornya dari Negara-negara minyak di Teluk adalah musuh apa yang mereka sebut sebagai “politik Populis dan Politik Islam yang selama ini juga diwakili oleh Ikhwanul Muslimin.” Oleh sebab itulah upaya mereka tidak akan berhenti untuk menyingkirkan Ikhwan dari panggung Politik di dunia  (hr/im)