Di tengah konflik bersenjata antara tentara rezim Bashar Al Assad dengan pasukan Pejuang Suriah yang telah berlangsung sejak tahun 2011 lalu, sekelompok pemuda Suriah mengekspresikan revolusi yang terjadi di Suriah dengan jalannya sendiri.
Bukan dengan jalan angkat senjata seperti kebanyakan para pemuda revolusi Suriah yang lain, para pemuda ini juga mempunyai sebuah senjata yang selalu di genggam di tangan mereka yang berupa kamera.
Biasanya mereka akan mendokumentasikan sebuah kejadian yang akan dibuat sebuah film dokumenter perjalanan Revolusi Suriah.
Salah seorang diantaranya adalah Muhamad Mansour yang merupakan seorang sutradara, dalam wawancara dengan Aljazeera, Mansour mengaku bahwa dirinya telah berhasil membuat sekitar tiga puluh film dokumenter tentang Revolusi Suriah antara tahun 2011 sampai 2013.
film dokumenter merupakan karya terbaik televisi atau visual dalam menceritakan kejadian sesungguhnya di penggalan masa sejarah, bahkan jika sejarah itu hanya sesaat.
Lain Mansour lain pula Amer Matar yang merupakan seorang wartawan Suriah, menurutnya kata ‘lemah’ merupakan kata yang paling cocok untuk menggambarkan film pada saat perang, kata yang menggambarkan kehidupan, yang semua itu tetap terpotong oleh rasa takut , kecemasan dan kematian yang dialami oleh seluruh lapisan masyarakat Suriah.
Dengan terus berkembangnya pembuatan film-film dokumenter di Suriah, beberapa seniman film dokumenter berencana mengadakan festival film dokumenter Revolusi Suriah.
Akan tetapi mimpi ini belum dapat terlaksana kerena para seniman harus terlebih dahulu menyelundupkan film-film mereka keluar Suriah, dan mencari negara yang akan mendukung festival mereka. (Aljazeera/Zhd)