Eramuslim.com – Sejumlah fatwa Kontroversial kembali muncul di Mesir. Salah satunya muncul dari mantan kepala Departemen bahasa fakultas Dirasah Islamiyah dan Arab di Universitas Al-Azhar, Mabruk ‘Athiyah, ia mengatakan bahwa Jenggot merupakan hal yang indah, dan sangat terhormat, namun jenggot tidak ada hubungannya dengan Islam, karena Islam adalah agama yang didasari Aqidah, dan aqidah letaknya di dalam hati, bukan pada wajah atau rambut,” katanya.
Ia juga menambahkan, “Karena itu, siapa yang membiarkannya tumbuh, dan tidak mencukurnya karena cinta kepada Rasulullah SAW maka ia mendapat pahala, namun hal itu tidaklah wajib”.
Salah satu pendengar menanyakan kepadanya bukankah terdapat hadit-hadits mutawatir tentang “jenggot ini ?” lalu beliau menjawab, : bahkan hadits-hadits tersebut tidak mencium aroma mutawatir”. Artinya ia menolak hadit-hadits tersebut di sebut telah mencapai derajat mutawatir.
Dalam seminar yang diselenggarakan fakultas pendidikan di Universitas Ain Syam, pada hari sabtu, Mabruk ‘athiyah juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW bukanlah seorang yang miskin bahkan Rasulullah SAW adalah seorang yang kaya raya.” Ia menambahkan, “Beliau memiliki 238 budak dan dia memakai sandal yang memiliki harga enam ratus dirham”.
Dalam konteks terkait, seorang professor hukum di universitas Al-Azhar, Syaikh Mustafa Rashid, menyatakan bahwa khamer tidaklah haram namun hanya makruh saja, adapun yang diharamkan hanya mabuk saja.” Katanya.
Ia menambahkan, bahwa teks-teks Al-Qur’an tidak melarang meminum khamer, dan hanya di hukumi makruh saja, sedangkan hadits Nabi yang terkait dengan Khamer iu tidaklah shahih,” katanya.
Sedangkan fatwa kontroversial yang ketiga datang dari Syaikh Muhammad Sa’id Raslan, ia mengatakan bahwa kelompok-kelompok Islam dan semua partai Islam adalah merupakan perbuatan Syaitan, mereka semua di neraka karena mereka telah memecah belah umat, dan beliau juga menegaskan bahwa semua kelompok itu merupakan ahli bid’ah.
Para pengamat Mesir melihat bahwa sejak kudeta militer di Mesir, bayak sekali fatwa-fatwa kontroversial yang muncul dan menyebar di masyarakat Mesir, hal tersebut bersamaan dengan seruan Presiden Mesir Abdul Fattah Al-Sisi yang menuntut diadakannya pembaruan wacana keagamaan di Mesir. (hr/ Islamtoday)