Efisiensi Kata, Tuntunan Rasulullah untuk Orang yang Beriman

Eramuslim – Sebuah kata mempunyai arti dan ibarat layaknya senjata tajam. Lewat kata, manusia dapat meneguk penghormatan ataupun kebahagiaan.

Namun sebaliknya, dengan kata pula, manusia dapat terjerembab dalam lubang nista yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Oleh karenanya, sebagai manusia beriman, kita dituntut untuk menjaga kata yang keluar dari mulut kita.

Pepatah mengatakan, ‘mulutmu, harimaumu’. Selain menjaga, manusia juga dituntut untuk memanfaatkan kata-katanya, tentu hanya dengan mengeluarkan kalimat yang bermanfaat. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

من حُسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه

‘Sesungguhnya di antara kebaikan Islam seseorang adalah dia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat.” (HR Tirmidzi).

Perkara yang tidak bermanfaat banyak ragamnya, bisa berupa perkataan atau perbuatan yang haram, makruh, atau perkara yang mubah yang kecil manfaatnya. Oleh karena itu, kita dituntut untuk selalu mengucapkan kata-kata yang mengandung manfaat dan menghindarkan diri dari kesalahan.

Jika meragukan, sebaiknya diam. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

 ‘‘Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia mengucapkan yang baik-baik atau diam.” (HR Bukhari).

Di samping dituntut agar selalu berkata-kata yang kaya manfaatnya, Islam juga melarang untuk melakukan perdebatan yang dapat membangkitkan emosi, permusuhan, murka, atau menimbulkan dendam.