Ambisi Erdogan dan Turki tampak berkaitan dengan apa yang diutarakan oleh Cohen. Oleh sebab itu, Mossad di bawah komando Cohen melancarkan operasi senyap menyasar negara-negara Islam. Apa yang dilakukan Mossad sepertinya untuk membuat negara Islam lain semisal Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Arab Saudi, justru menentang Turki.
Andai Erdogan mampu merebut kendali Masjid Al-Aqsa dari tangan Zionis-Israel, maka negara Zionis itu dipastikan sudah dalam kondisi kalah.
Salah satu buktinya adalah ‘perdamaian’ antara penjajah Israel dengan Uni Emirat Arab, yang disambut hangat oleh Amerika Serikat (AS). Saat militer Turki tengah berada dalam ketegangan dengan Yunani di Laut Mediterania, UEA ikut mengirimkan armada tempur berupa jet F-16 Fighting Falcon ke wilayah tersebut.
Bukan untuk mendukung, tapi sebagai lawan Turki. UEA bahkan berada satu kubu dengan Prancis yang lebih dulu mengerahkan armada perangnya, guna melawan militer Turki.
UEA juga menentang niat Turki untuk melakukan gencatan senjata di Libya. Turki yang terlibat dalam Perang Saudara Libya satu suara dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA) dan Qatar, untuk melakukan gencatan senjata dengan Tentara Nasional Libya (LNA).
Sayangnya, UEA justru malah berseberangan dengan Turki. UEA dan Mesir yang mendukung LNA di bawah komando Khalifa Haftar, tidak menyepakati gencatan senjata dan akan terus berdiri di belakang kelompok pemberontak. (*)