Rencana Paus Benediktus VI yang akan mengunjungi Israel pada Mei mendatang tampaknya akan menemukan sedikit ganjalan. Pasalnya, sang Paus disyaratkan untuk melepas semua atribut salib-nya ketika hendak menziarahi tempat-tempat suci Yahudi di Israel.
Harian Israel Jerusalem Post (17/3) melansir, seorang Rabi Yahudi terkemuka untuk kawasan suci Tembok Ratapan, Samuel Rinopitch, mensyaratkan Paus Benediktus untuk mencopot salib kalau ia akan mengunjungi Tembok Ratapan di Yerusalem.
Rabi Yahudi itu beralasan, jika "Salib adalah simbol Kristen, dan sangatlah tidak pantas jika simbol itu tetap dipakai saat mengunjungi tempat-tempat suci Yahudi."
Tuntutan Rinopitch tersebut kontan semakin menambah suasana keruh hubungan antara Dewan Pendeta Kristen Vatikan dengan Dewan Rabbi Yahudi Israel. Hubungan kedua belah pihak menjadi buruk setelah Paus Vatikan memilih seorang uskup yang meragukan tragedi Holocaust beberapa waktu yang lalu.
Meski demikian, pada tahun 2002 lalu, ketika mendiang Paus Paulus II mengunjungi Tembok Ratapan, ia tetap mengenakan salib dan pakaian kebesaran pausnya.
Tembok ratapan, yang disebut juga dengan nama ‘Hait al-Buraq’ atau ‘Hait al-Mabka’ termasuk salah satu situs bersejarah yang masih berdiri di tepi sebelah barat komplek Masjid al-Aqsha, bahkan masih termasuk bagian dari masjid suci umat Islam ketiga tersebut.
Mufti agung Yerusalem dan Palestina Syaikh Ikrimah Shabri melarang penggunaan istilah Hait al-Mabka (Tembok Ratapan) sebagai ganti atas nama Hait al-Buraq (Tembok Buraq). Pendapat ini juga didukung oleh Mantan Mufti Mesir Syaikh Dr. Nashr Farid Washl (jp/itd/L2 Cairo)