Dalam kunjungannya ke Gereja Al-Mahdi di Betlehem, Rabu (17/10) Menlu AS Condoleeza Rice menyatakan bahwa dirinya cucu seorang pendeta Kristen dan sangat perduli dengan kekristenan. Di tempat yang diyakini sebagai gereja kelahiran Yesus, Rice menyatakan bahwa dirinya sangat tersanjung bisa mengunjungi tempat yang sangat bersejarah.
Hanya saja, jika Yvonne Ridley, wartawati Inggris yang akhirnya menjadi Muslimah, mendengar ucapan Rice tadi, maka dipastikan ia akan tertawa dan berkata: “Kemarin ke mana saja!” Pasalnya, ketika beberapa tahun lalu saat tentara ZIonis-Israel menembaki Gereja Nativity ini sehingga bangunan gereja menjadi rusak dan banyak benda-benda bersejarah yang juga hancur, tidak ada satu pun tokoh Barat yang mengutuk dan mengecam tindakan barbar Israel ini yang berani-beraninya menyerang salah satu gereja yang paling disucikan dalam Dunia Kristen.
Rice juga sama sekali tidak perduli dengan hal ini. Malah Rice bersama para sahabat pro-Zionisnya di AS secara amat atraktif mendukung Israel, yang berarti juga mendukung penembakan terhadap Gereja Kelahiran Kristus.
Hal inilah yang menyebabkan seorang Yvonee Ridley berpikir, “…saya dapat memastikan momentum kehilangan kepercayaan saya kepada agama Kristen. Waktu itu, ketika terjadi pengepungan atas Lapangan Manger, ketika tentara Israel menghujani Gereja Kelahiran Yesus Kristus dengan tembakan atas gereja paling suci di dunia Kristen, dan pada waktu itu tidak ada seorang pun pemimpin gereja di negeri ini yang mengutuk atas apa yang tengah berlangsung. Anak-anak di seluruh negeri ini mengulang kembali kejadian Kelahiran setiap hari raya Natal, suatu hal yang paling inti dalam agama Kristen, dan tidak seorang uskup atau uskup agung pun – tidak seorangpun –yang tegak berdiri. Kalau mereka saja tidak memiliki keyakinan untuk berdiri melawan dan berteriak menentang kezaliman yang tengah berlangsung atas gereja paling suci di dunia Kristen, kalau mereka saja tidak perduli, lalu untuk apa pula saya harus perduli?” Yvonne Ridley berkata dan bersikap jujur. Ia berbicara apa adanya.
Ridley jelas sangat kecewa. Ia kemudian mendapat pelajaran yang sangat berharga ketika ditawan oleh Thaliban dan diperlakukan dengan sangat baik, sesuai adab Islam. Ridley kemudian mendapat hidayah dan kembali ke dalam pelukan agama Islam, agama fitrah.(Rizki)