Yvonne Ridley, jurnalis dan anggota partai Respect mengajak warga Muslim Inggris untuk memboikot polisi, karena warga Muslim sudah diperlakukan tidak adil dan dijadikan target perang melawan terorisme pemerintah Inggris.
"Mulai hari ini sampai tindakan ‘teroristisasi’ terhadap warga Muslim ini dihentikan sesegera mungkin, saya meyakini bahwa semua warga Muslim harus menarik dukungan mereka," kata Ridley dalam sebuah pertemuan di London timur, Selasa (6/6) malam.
Yvonne Ridley yang selama ini dikenal sebagai pendukung kampanye ‘Stop Teror Politik’ dalam pertemuan malam itu mengatakan, ia menginginkan warga masyarakat "memboikot polisi dan menolak bekerjasama denga mereka dalam hal apapun." Ajakan Ridley itu disambut tepuk tangan oleh para hadirin.
Yvonne menambahkan, boikot terhadap polisi yang dilakukan warga Muslim akan menghambat kerja polisi dalam mendapatkan informasi. Ia merasakan, selama ini polisi sudah mendapatkan informasi yang tidak akurat.
Warga muslim di London timur hari Selasa malam waktu setempat, memenuhi aula pertemuan yang terletak di dekat rumah dua warga Muslim yang menjadi korban penangkapan sewenang-wenang polisi Inggris.
Mereka berkumpul untuk mendengarkan pidato sejumlah tokoh yang isinya mengkritik aparat kepolisian dan membeberkan taktik-taktik pemerintah Inggris. Tokoh yang memberikan pidato itu antara lain, John Rees, sekretaris nasional partai Respect, Moazzam Begg, mantan tahanan Guantanamo dan Yvonne Ridley sendiri.
"Warga di komunitas ini sangat marah dengan aksi penggerebekan itu. Mereka marah atas penembakan itu. Mereka marah karena ternyata tidak ada bukti," kata Rees.
Kemarahan warga Muslim Inggris menyeruak, setelah kasus penangkapan sewenang-wenang terhadap dua bersaudara Muhammad Abdul Kahar yang kena tembak di bahunya dan Abu Koyair. Keduanya ditangkap dengan tuduhan terorisme, Jumat (2/6) oleh polisi Inggris.
Kakak beradik itu menolak semua tuduhan tersebut, namun keduanya tetap dalam pengawasan polisi meski tim penyelidik sendiri nampaknya tidak menemukan bukti bahwa keduanya terlibat dalam rencana serangan terorisme.
Aksi Unjuk Rasa
Sementara itu, kelompok penekan yang tergabung dalam organisasi Stop Political Teror rencananya akan menggelar aksi unjuk rasa pada hari Minggu (11/6) mendatang di depan kantor polisi Forest Gate, London Timur. Aksi itu akan menggalang 1.000 orang untuk turun ke jalan menentang aksi penembakan dan penggerebekan.
"Tujuannya adalah untuk menyatukan dan memastikan pesan yang kita sampaikan bahwa tak seorangpun boleh memanfaatkan tindakan itu untuk memecah belah masyarakat kita yang hebat dan beragam ini," kata Abdurahman Jafar, seorang pengacara yang akan ikut dalam aksi protes tersebut.
Beberapa orang yang hadir dalam pertemuan Selasa malam itu mengatakan akan memboikot polisi dan ikut dalam aksi protes hari Minggu mendatang.
"Tindakan nyata lebih berpengaruh dari sekedar kata-kata. Warga akan mengabaikan mereka (polisi)," kata Hanif Patel, seorang ahli jalan kereta api yang pindah ke Inggris dari India 32 tahun lalu.
Rekan Patel, Ahmad Khan asal Pakistan mengatakan sudah tidak percaya lagi dengan anggota polisi London Metropolitan. (ln/iol)