Organisasi Yahudi sayap kiri di Israel, Israel Land Fund, sedang mengkordinir Yahudi-Yahudi di Eropa untuk menggalang dana guna membeli sejumlah properti di Yordania. Mereka mengincari properti di Yordania yang dulu pernah dimiliki oleh orang-orang Yahudi.
Pimpinan Israel Land Fund, Arieh King mengatakan ia sedang berusaha untuk membawa orang-orang Yahudi dari Eropa untuk menetap di Yordania dengan membeli properti di negara itu. Organisasi Israel Land Fund adalah organisasi yang mengkampanyekan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem dan telah membeli tanah serta rumah-rumah milik warga Palestina di Tepi Barat.
Rencana Israel Land Fund membeli properti-properti di Yordani memicu ketegangan antara Israel dan Yordania. Meski kedua negara itu menandatangani kesepakatan damai tahun 1994, otoritas Yordania melarang penjualan properti apapun pada warga negara Israel. Di Yordania, menjual tanah atau bangunan pada orang Israel atau seseorang yang mewakili warga negara Israel merupakan tindakan melanggar hukum dan sebelum tahun 1995, tindakan itu diancam hukum mati.
Berdasarkan pasal 6 undang-undang tentang Boikot terhadap Perekonomian dan Larangan Menjalin Kesepakatan dengan Musuh disebutkan, tidak dibenarkan bagi orang asing atau perusahaan yang bukan berkebangsaan Arab untuk membeli, sewa-beli atau secara langsung maupun tidak langsung memiliki properti tak bergerak di kerajaan Yordania, kecuali mendapat persetujuan dari otoritas politik tertinggi negara itu.
Pimpinan Israel Land Fund, Arieh King beralasan, mereka hanya ingin membeli properti milik orang-orang Yahudi di Yordania yang dibeli pada masa kekhilafahan Turki Utsmani dan ketika Yordania berada dibawah mandat Inggris sampai Yordani meraih kemerdekaannya pada tahun 1946. King mengklaim punya catatan tentang properti-properti milik orang-orang Yahudi itu.
Bagi orang-orang Yahudi, wilayah Yordania sangat penting karena mereka beranggapan bahwa Yordania adalah bagian dari rencana pembentukan Israel Raya. (ln/aby)