Yordania membentuk sebuah komite beranggotakan 100 cendikiawan Muslim, yang tugasnya memberikan penjelasan lewat cara dialog "isu-isu kritis" yang mempengaruhi kehidupan umat Islam di seluruh dunia.
Komite itu diberi nama Komite "Salam (Damai) 100", yang diharapkan bisa menggerakan perdebatan dan diskusi-diskusi dengan mengedepankan ide-ide yang bisa meredam konflik dan menemukan solusi bagi persoalan-persoalan yang dihadapi umat Islam.
Keterangan resmi pemerintah Yordania tentang pembentukan komite itu menyebutkan, "Kontroversi-kontroversi yang muncul seperti kasus kartun Nabi Muhammad Saw di Denmark pada tahun 2005, menunjukkan kurangnya kepemimpinan yang intelek di dunia Islam, yang seharusnya bisa merespon dengan baik persoalan-persoalan yang membutuhkan penyelesaian cepat untuk mencegah munculnya gap dalam pemahaman setiap orang. "
Komite "Salam 100" dipimpin langsung oleh paman Raja Yordania, Raja Abdullah II, Pangeran Hassan. Anggotanya terdiri dari para tokoh-tokoh Muslim dari seluruh dunia, antara lain Direktur Jenderal Islamic Organization of Education, Science and Culture Abdulaziz Othman Altwaijri, mantan Perdana Menteri Yaman Abdul Karim al-Eryani dan Haider Abu Bakar al-Attas.
Komite itu berjanji akan mendorong pemahaman rasional serta seimbang antara jiwa dan pikiran. "Kami akan secara aktif mencari akar perdebatan persoalan-persoalan yang menjadi keprihatinan dunia, meredakan kemarahan dan mencegah munculnya provokasi-provokasi yang tidak bisa diterima, " demikian bunyi pernyataan pemerintahan Yordania.
Yordania termasuk aktif dalam merespon berbagai persoalan terkait dengan kehidupan umat Islam. Pada tahun 2004, Yordania juga membuat inisiatif yang dikenal sebagai "Pesan dari Amman" untuk mendorong agar umat Islam menolak segala bentuk ekstrimisme dan bersikap toleran dan terbuka. (ln/Islamicity/DailyTimes).