Yordania Mulai Kewalahan Dengan Pengungsi Suriah

pengungsi di yordaniaEramuslim.com – Gaji rata-rata menurun sementara harga bahan pangan dan rumah meningkat setelah Yordania kebanjiran pengungsi Suriah.

Kantor Berita AP melaporkan Jumat (19/2/2016) banyak warga Yordania merasa Pemerintah Yordania perlu menghentikan kedatangan pengungsi Suriah. Bahkan membiarkan para pengungsi itu berada di kamp-kamp pengungsi di sepanjang perbatasan.

Sementara itu, Raja Yordania Abdullah II memperingatkan bulan ini, bahwa Yordania butuh bantuan asing, karena negaranya sudah kewalahan. Raja Abdullah juga memberikan jaminan kepada para pemimpin di Mafraq, agar warga Yordania diberi prioritas untuk mendapat pekerjaan. Perbandingannya, 5 warga Yordan bagi 1 pengungsi Suriah.

Menurut data PBB, Yordania kebanjiran 635 ribu pengungsi dari jumlah total pengungsi yang sebesar 4,7 juta pengungsi. Mafraq merupakan distrik Yordania yang ketempatan pengungsi Suriah paling banyak. Jumlah pengungsi mencapai 208 ribu orang atau 40% dari jumlah penduduknya yang hanya 550 ribu orang.

Sementara itu di Ibukota Mafraq, pengungsi Suriah yang jumlahnya 200 ribu menjadi separuh penduduk kota. ‘”Tiga kali lipat dari jumlah generasi sebelumnya,” tutur Hayel Omoush, pejabat kota Mafraq.

Kehadiran pengungsi Suriah juga mendorong kehadiran para buruh murah. Meski sebagian besar tidak dapat bekerja secara legal, namun mereka merenggut pekerjaan informal dengan gaji rata-rata $ 268 per bulan. Mereka bekerja di perkebunan, pertanian dan konstruksi yang ditinggal tenaga kerja Yordania.

”Kami merasa bersalah pada warga Yordania yang memikul beban kami,” tutur Hani Khidri. ”Tapi percayalah, kami terpaksa melakukannya walaupun kami tidak suka hal itu,” sambung Hani Khidri, 58, bekas pemilik restoran di Damascus dan kini menjadi tukang masak bagi badan sosial Ratu Zain.(ts/inl)