Yordania telah memberikan suaka politik untuk pilot Suriah yang melarikan diri pada jam Kamis kemarin (21/6) setelah ia mendaratkan jetnya di sebuah pangkalan udara militer di wilayah kerajaan itu, kata juru bicara pemerintah Samih Maaytah kepada kantor berita AFP.
“Dewan menteri telah memutuskan untuk memberikan pilot, Kolonel Hassan al-Merei Hamade, suaka politik atas permintaannya,” kata Maaytah, yang juga menteri informasi.
Suriah sendiri telah mencap pilot sebagai “pengkhianat” dan mengatakan ingin meminta dikembalikan pesawat tempur yang ia digunakan untuk melarikan diri ke Yordania.
“Pilot dianggap sebagai pembelot dan pengkhianat bagi negaranya, dan untuk kehormatan militer ia akan dikenakan sanksi berdasarkan peraturan militer,” dikutip dari televisi pemerintah atas pernyataan kementerian pertahanan.
Pesawat tempur MiG Suriah buatan Rusia, yang dilaporkan hilang oleh televisi pemerintah Suriah sebelumnya pada Kamis sore kemarin, melakukan pendaratan darurat di sebuah pangkalan militer di negara tetangga Yordania.
Televisi pemerintah Suriah menyebut pilot pesawat sebagai Kolonel Hassan Hamada, mengatakan komunikasi hilang dengan pesawat sementara ia sedang dalam misi pelatihan di dekat perbatasan dengan Yordania.
Hamada meminta suaka politik di Yordania, Maaytah mengatakan sebelumnya pada hari Kamis.
Dewan Nasional Suriah (SNC) bersama dengan aktivis mengklaim pilot telah membelot sebelum adanya konfirmasi berita.
Georges Sabra, juru bicara SNC kepada AFP mengatakan: “Pesawat tersebut berangkat dengan kecepatan tinggi dan terbang di ketinggian rendah dari sebuah pangkalan militer yang terletak di antara Daraa dan Sweida di selatan negara itu. Pesawat ini biasanya terbang berpasangan atau bertiga, tidak sendirian.
“Sudah pasti bahwa pilot telah membelot,” tambahnya. “Hal ini tidak normal bahwa jet harus terbang dengan kecepatan seperti itu. Sepertinya untuk menghindari deteksi oleh radar.”
Dia menambahkan bahwa pilot berasal dari Deir Ezzor (di timur Suriah) dan keluarganya dikenal karena penentangannya kepada rezim Assad.
Para aktivis mengatakan ini adalah pembelotan pertama yang melibatkan pesawat tempur sejak awal pemberontakan 15-bulan menentang Presiden Bashar al-Assad.(fq/afp)