Yap-Bahjin : Muslimah Filipina Pertama yang Menjadi Duta Besar

Yap-Bahjin nomer tiga dari kiriSeorang wanita Muslim Filipina untuk pertama kalinya membuat sejarah dalam dunia diplomatik ketika pihak berwenang Filipina mengkonfimasikan bahwa ia menjadi duta besar untuk kerajaan Bahrain.

Corazon Yap-Bahjin menjadi wanita muslim Filipina pertama yang menjabat sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh, kata sebuah pernyataan dari departemen luar negeri Filipina dalam rilisnya pada hari Jumat lalu.

Pada tahun 1979, ia juga menjadi muslim Filipina pertama yang lulus ujian di departemen luar negeri. Ujian tersebut diperlukan untuk bisa bergabung pada departemen luar negeri Filipina.

Neneknya dan suami terakhirnya – Datuk Samsuddin Rasul Bahjin berasal dari provinsi Sulu.

Sebelumnya ia menjabat sebagai asisten sekretaris untuk personil di kantor departemen luar negeri di kota Pasay. Dia juga menjabat sebagai asisten sekretaris perencanaan strategis dan kebijakan koordinasi.

Dia juga pernah menjadi konjen untuk Kairo Mesir, Amman Yordanian, Bangkok dan Xiamen China.

Sebelum ia menjadi diplomat karir, Bahjin adalah seorang pendidik.

Dia lulus cum laude dari University of Santo Tomas pada tahun 1967 dengan gelar Bachelor of Science dalam Pendidikan dan memperoleh Master of Arts dalam Ilmu Sosial dari Universitas Filipina pada 1974. Dia kemudian mengajar di Holy Trinity College di Palawan, kemudian di Centro escolar University, dan kemudian di Palawan State University, di mana ia menjadi asisten profesor.

Bahjin tergabung di dalam daftar singkat muslim Filipina yang berkarir sebagai diplomat, termasuk Bahnarim Guinomla, mantan duta besar Turki dan sekarang asisten sekretaris untuk Mindanao; Usop Kadatua, konsul umum dan wakil ketua dari misi di dhaka; Calon Gutoc, mantan duta besar untuk Oman, dan Mukhtar Muallam , mantan duta besar untuk Libya.

Terdapat beberapa Muslim Filipina di kementrian luar negeri, namun bukan sebagai diplomat tetapi ditunjuk untuk melayani duta besar luar biasa dan berkuasa penuh diantaranya adalah Alunan Glang (Kuwait), Ibarhim Rasul (Kerajaan Arab Saudi) dan Mauyag Tamano (Kuwait).(fq/manilatimes)