Eramuslim – Persepsi presiden Amerika Serikat saat itu, George W Bush, ternyata banyak dipengaruhi pandangan Samuel P Huntington dan Bernard Lewis dalam memandang dunia Islam.
Bagi Bush, Amerika Serikat menyadari betapa sangat sulit dunia Islam (Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan dan Tenggara) menerima standar Amerika Serikat dalam soal Islam militan.
Dunia Islam, sejauh ini tetap menolak memasukkan Hamas atau Jihad Islam di Palestina, sebagai kelompok teroris, sebab mereka melakukan perjuangan membebaskan negeri mereka dari penjajahan Israel.
Huntington sudah jauh-jauh hari mengingatkan Bush dan pemimpin Barat lainnya agar mereka waspada terhadap perkembangan Islam. Karena itulah, Huntington memperingatkan, pertumbuhan penduduk Muslim merupakan satu faktor destabilisasi terhadap masyarakat Muslim dan lingkungannya, termasuk destabilisasi terhadap Amerika Serikat /Barat.
Jumlah besar kaum muda Muslim dengan pendidikan menengah akan terus memperkuat kebangkitan Islam dan militansi Islam, militerisme, dan imigrasi ke Barat.
Hasilnya, pada awal-awal abad ke-21, Barat akan menyaksikan kebangkitan kekuatan dan kebudayaan Islam dan sekaligus benturan antara masyarakat Islam dengan Barat.
Dalam bukunya (Who Are We?: The Challenges to America’s National Identity, 2004) Huntington meyakinkan Bush dan pemimpin Barat bahwa dewasa ini, Islam militan telah menggantikan posisi Uni Soviet sebagai musuh utama Amerika Serikat, ”This new war between militant Islam and America has many similarities to the Cold War.”