Sejak pecah aksi unjuk rasa yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan di ibukota Yaman-Sana’a, puluhan ribu pemuda berbaris menuju Istana Negara, yang menjadi simbol kekuaasaan Presiden Ali Abdullah Saleh, Senin kemarin. Ini merupakan untuk pertama kalinya perlawanan terang-terangan rakyat terhadap kekuasaan Ali Abdullah Saleh.
Saksi mata mengatakan kepada CNN bahwa pasukan keamanan mula-mula membiarkan para pemuda yang bergerak menuju kota Taiz, tetapi kemudian para pengawal Istana menembaki demonstran yang menyebabkan sedikitnya 14 orang tewas.
Para dokter dan perawat sibuk di lapangan di Taiz, dan mereka mengatakan lebih dari 500 orang terluka, termasuk 154 yang menderita luka tembak. Ketua tim dokter Sadiq Shugaa mengatakan, "Tidak dapat memberikan pertolongan kepada semua yang terluka, dan berkoordinasi dengan rumah sakit luar Taiz untuk membantu korban luka-luka."
Lebih dari 20 tank dan kendaraan lapis baja melindungi gedung pusat pemerintahan di Taiz, dan pasukan keamanan berusaha menahan demonstran bergerak maju, ujar seorang pejabat senior pemerintah.
Saksi mata mengatakan pengunjuk rasa di Taiz berjumlah lebih dari 90.000 pemuda,yang berjalan kaki dari daerah-daerah menuju kota yang menjadi pusat pemerintahan itu.
Di Hodeida, kota yang terletak di pantai Laut Merah, para demonstran menghadapi para penembak jitu dan tembakan gas air mata, kata saksi. Sedikitnya dua orang tewas dan sembilan cedera, sumber medis mengatakan. Saksi mata mengatakan "puluhan korban" telah diletakkan di jalan-jalan menunggu bantuan darurat, dan lebih dari 300 orang menderita sesak nafas akibat gas air mata.
Pengunjuk rasa dari kalangan pemuda yang memadati ibukota Sana’a, menurut saksi mata diperkirakan lebih dari 55.000 orang pemuda, yang bernyanyi, "Saleh tunggu tunggu, pemuda revolusi adalah cara telah datang!", teriak mereka. (mh/cnn)